Masih ingat dengan kasus pembunuhan keji 2 WNI di Hongkong tahun 2014 lalu?
![]() |
Agen KartuQQ |
Masih ingat dengan kasus pembunuhan keji 2 WNI di Hongkong tahun 2014 lalu? Ya, pelaku pembunuhan, Rurik Jutting (31) kini menjalani persidangan pengadilan. Kedua korbannya dibunuh dengan cara mengerikan, ditemukan tewas di salah satu apartemen mewah di distrik merah Wan Chai, Hongkong. Pelaku merupakan bankir asal Inggris.
Melewati serangkian pemeriksaan dan sidang, pada Senin (24/10/2016) sidang lanjutan dihelat untuk mencari keadilan bagi korban yang bernama Sumarti Ningsih, 23, dan Seneng Mujiasih (26). Pada sidang kali ini, jaksa penuntut umum di Pengadilan Tinggi Hongkong menolak permohonan tidak bersalah Jutting.
Jaksa penuntut umum John Reading mengatakan orang seperti Jutting tidak boleh dibiarkan lolos. Kejahatannya di luar akal sehat manusia. Reading mengungkapkan di depan sidang kesadisan Jutting saat menyiksa mendiang Sumarti dan Seneng.
Kedua perempuan Indonesia yang bekerja sebagai PSK itu antara lain disiksa menggunakan sabuk, boneka, sepasang tang, dan pukulan.
"Setelah disiksa selama tiga hari, Sumarti yang diikat tangannya dipaksa menjilati toilet sementara pelaku menggorok leher korban dengan pisau," ungkap Reading.
Gilanya lagi, Jutting yang menempuh pendidikan SMA di sekolah mewah Winchester College, Inggris itu, terus memotong lehernya sampai korban mati. Sumarti pulang bersama Jutting pada 25 Oktober 2014 setelah bertemu di bar. Perempuan yang bekerja di Hongkong dengan visa turis itu memiliki seorang anak lelaki berusia lima tahun yang tinggal di Indonesia.
"Jutting sudah menggunakan jasa Sumarti dan memberikan uang pembayaran. Namun, malam itu, Sumarti mengatakan akan mengembalikan separo uang Jutting kalau bisa pulang lebih cepat karena pelaku sangat kasar," papar Reading.
Namun malang, Sumarti tidak bisa pulang selamanya. Kesadisan Jutting tidak berhenti disitu, setelah mati, tubuh Sumarti dibungkus dan dimasukkan kedalam koper. Koper itu disimpan begitu saja di balkon apartemen.
Setelah kejadian itu, Jutting membawa korban kedua, Seneng. Sama seperti Sumarti, Seneng adalah PSK asal Indonesia. Bertemu di bar, keduanya pulang ke apartemen Jutting setelah bernegosiasi tentang harga.
Namun, tidak lama setelah sampai apartemen, Seneng melihat tali yang dibentuk untuk membungkam mulut. Seneng pun berteriak panik. Jutting langsung mengambil pisau, menaruhnya di leher Seneng, dan mengancam akan membunuhnya kalau tidak berhenti berteriak.
"Korban terus berontak dan berteriak, pelaku lantas memotong lehernya," kata Reading.
Edannya, lulusan Universitas Cambridge itu merekam aksi biadab itu dengan ponselnya. Dalam pemeriksaan, Jutting mengaku berada dalam pengaruh kokain saat melakukan semua kejahatan itu.
Jutting berhasil ditangkap setelah dia mulai berhalusinasi dan menyakini polisi sedang dalam perjalanan untuk menangkapnya. Alih-alih kabur, mantan karyawan lembaga keuangan Merrill Lynch yang berada di bawah Bank of America itu, malah menelepon nomor telepon darurat. Polisi pun datang ke apartemennya dan menemukan tubuh para korban.
Dalam sidang yang berlangsung hari ini, Hakim Michael Stuart-Moore mengingatkan para juri kalau beberapa bukti yang ditampilkan akan sangat mengerikan.
"Akan ada foto-foto yang sama sekali tidak nyaman untuk dilihat," katanya seperti dilansir Daily Mail.
Sidang akan kembali dilanjutkan untuk mendengarkan pembelaan dari pihak Jutting. Hukuman terberat yang akan dijatuhkan, antara hukuman mati atau hukuman seumur hidup.
Jutting, Si Pembunuh WNI Hongkong Adalah Anak Orang Kaya Yang Nyeleneh
![]() |
Taipanqq.com |
Rurik Jutting, pria ini melakukan pembunuhan yang begitu ngeri terhadap dua WNI yang bekerja di Hongkong. Kedua korbannya merupakan PSK, pelaku menyiksa dan membunuhnya dengan keji. Rurik Jutting merupakan seorang bankir asal Inggris, lelaki 31 tahun ini dari keluarga kaya raya. Tak ada yang menyangka jika Jutting tega berbuat sadis, namun sebagian mengakui jika ada yang aneh dengan Jutting.
Pembunuh dua PSK asal Indonesia itu terlahir dari keluarga kaya. Jutting yang bekerja di perusahaan keuangan group Bank of America tersebut masuk sekolah-sekolah berkelas saat di Inggris.
Tumbuh di kawasan Surrey, ayahnya, Graham bekerja sebagai insinyur dan ibunya Helen berprofesi sebagai guru perawat. Saat usia empat sampai delapan tahun, Jutting masuk pre-school Wallop sebelum menempuh pendidikan boarding school di Worcestershire.
Kemudian, lelaki sadis itu pindah ke Winchester College. Winchester College adalah sekolah anak-anak orang kaya dan taipan-taipan. Dalam setahun, biaya pendidikan di sana mencapai GBP 34 ribu (setara Rp 542 juta).
Setelah lulus, Jutting yang cerdas berhasil masuk Peterhouse College di Universitas Cambridge. Rekannya di universitas menilai Jutting sebagai pribadi yang arogan.
"Secara umum dia tidak menonjol. Tetapi, dia semacam tinggi hati. Dia merasa dirinya hebat," kata seorang rekan Jutting seperti dilansir Daily Mail.
Saat kuliah, Jutting juga jadi bahan ejekan oleh teman-temannya karena semua olahraga yang dipilih Jutting melibatkan celana pendek ketat berbahan Lycra.
Saat menempuh pendidikan di Cambridge, Jutting bergabung dengan klub mendayung dan menjabat sebagai sekretaris Clio, kelompok sejarah. Setelah lulus, dia mengejar karir sebagai bankir. Perusahaan pertamanya adalah Barclays sebelum ke Merrill Lynch di London. Merrill Lynch adalah perusahaan finansial yang merupakan group Bank of America.
Kemudian, dia pindah ke Hongkong dan disebut bergaji GBP 350 ribu (setara Rp 5,6 miliar) per tahun. Saat di Hongkong lah, Jutting mengaku memiliki obesesi nyeleneh. Salah satunya, bersenggama dengan dua atau tiga perempuan sekaligus.
Dia juga mulai menggunakan narkoba dan kerap berpesta s*ks yang melibatkan narkoba. Dikabarkan Daily Mail lagi, orang tua Jutting sudah menjual kediaman mereka di Surrey untuk membayar jasa pengacara.
Pada 2014 lalu, Hongkong heboh. Dua perempuan Indonesia ditemukan tewas mengenaskan di salah satu apartemen mewah di distrik merah Wan Chai, Hongkong. Tak lama kemudian pemilik apartemen ditangkap. Seorang bankir asal Inggris bernama Rurik Jutting, 31, menjadi tersangka dalam kasus pembunuhan itu.
0 komentar:
Posting Komentar