Sabtu, 17 September 2016

Pengalaman Mengerikan

Agen KartuQQ
VIPDOMINO.CASINO | Kejadian yang paling mengerikan, kisah ini terjadi sekitar satu setengah tahun yang lalu. Sebuah kejadian yang tidak akan pernah saya lupakan. Kurang lebih dua tahun yang lalu, saat masih duduk di semester kedua, di sebuah perguruan tinggi swasta di Jakarta, saya dikenalkan dengan seorang gadis yang sebut saja namanya Lia oleh sahabat saya Ika (bukan nama sebenarnya). Lia seorang gadis yang tinggi dan langsing.

Pengalaman Mengerikan | Saat pertama berkenalan, saya memperkirakan tinggi badannya diatas 175 cm. Wajahnya mulus, menarik dengan matanya yang tajam dan bening serta bibirnya yang berwarna merah lembut, selalu tampak tersenyum. Tubuhnya cukup ideal menurut pendapat saya, dan saya sungguh terkesan dengan kecantikannya. Gaya bicaranya sopan, ramah, serta menyenangkan. Kalau sedang tertawa, Lia nampak cantik sekali (paling tidak menurut saya).

Lia berasal dari universitas yang berbeda dengan saya dan Ika. Namun begitu, kami menjadi teman dekat, bersama dengan seorang teman lainnya yang berasal dari smu yang sama dengan saya, yaitu Juni (juga bukan nama sebenarnya). Kami berempat menjadi akrab. Ada baiknya saya juga menceritakan tentang Ika dan Juni. Ika berparas cantik dan bersifat periang. Tidak terlalu tinggi, tapi paling tidak lebih tinggi dari saya, karena tinggi saya hanya 152 cm. Tubuhnya bagus dan menawan. Saya cukup iri dibuatnya. Sedangkan Juni, walaupun tidak terlalu cantik, tapi dia baik hati serta berpendirian keras.
VIPDOMINO.CASINO 

Lia sering berkata kepadaku, “Re, kamu mungil banget deh..! Bikin gue gemes..!”

Kalau sudah begitu, saya hanya tertawa.
Namun pernah suatu kali saya dibuat terkejut, karena dia pernah menggandeng lengan saya sambil berkata, “Re, kamu cakep deh… imut. Gue suka.”

Waktu itu saya hanya tertegun saja menatap dia. Lebih lucunya, dia mencubit pipi saya dan kemudian mengelus rambut saya. Terus terang, saya mengagumi kecantikan Lia. Saat itu saya punya cowok. Tapi cowok saya itu orangnya kaku dan pendiam. Hubungan kami hanya begitu-begitu saja. Saya tidak tahu kenapa, tapi saat itu saya pun mulai menyukai Lia (saya biseks).

Suatu hari, kami menginap di rumah Alia. Kejadian mengerikan itu diawali dari sini. Kami berempat tidur di kamar Lia. Oh ya, ia mengaku orang tuanya berada di luar negri, sehingga dia hanya tinggal sendirian. Malam harinya, saya merasa begitu mengantuk sehingga pulas. Yang mengejutkan, saya terbangun dengan tangan terikat ke belakang di sebuah gudang. Saya melihat Juni dan Ika pun terikat tangannya. Saya heran dan sedikit takut. Tidak lama kemudian, Lia masuk diiringi oleh seorang cowok tinggi jangkung berkulit cukup gelap. Wajahnya kokoh dan nampak keras. Cukup tampan. Dia lebih tinggi dari Lia. Saya melihat Lia tersenyum aneh, membuat saya menggigil kecut.

Ika bertanya pada Lia, “Lia, apa-apaan sih kamu..? Jangan macem-macem ah..!”

Tetapi nampaknya Lia tidak mempedulikan pertanyaan kami, bahkan kemudian Lia berkata kepada cowok tersebut, “Di, kamu bisa mulai. Terserah kamu deh..!”

Saya kaget sekali mendengar perkataan Lia. Cowok tersebut (Odi? Ndi? atau sebut saja Idi!) mengeluarkan pisau dari sakunya dan kemudian mulai beraksi. Dia merobek baju kami bertiga sehingga kami hanya tinggal mengenakan pakaian dalam. Kami tidak berani berontak karena takut dengan pisau yang dipegangnya. Kemudian Lia pun menanggalkan bajunya, sehingga dia pun hanya mengenakan pakaian dalam saja. Odi kemudian menanggalkan pula bajunya, sehingga dia hanya mengenakan celana dalamnya.

Saya bisa melihat kemaluan Odi menegang dibalik celana dalamnya. Selanjutnya, dia menyelipkan pisaunya di antara kedua susu saya dan kemudian merobek BH saya dengan pisau tersebut. Dia sempat berkata kepada Lia, “Hmm… boleh juga temanmu ini Lia..!”

Kalian bisa bayangkan bagaimana takutnya saya saat itu. Untungnya, dia beralih kepada Ika dan Juni, melakukan hal yang sama dengan merobek BH mereka, sehingga kedua susu mereka terbuka menggantung. Saat ini Juni sedang berteriak menyumpahi Lia. Sementara saya lihat Ika diam saja dan nampak ketakutan, sama seperti saya.

Lia kemudian mengambil sebuah alat suntik dari saku bajunya yang telah berada di lantai dan saya dapat melihat alat suntik tersebut berisi cairan bening. Sementara Odi asyik menciumi dan meraba-raba tubuh Ika yang telanjang dada, Lia datang menghampiri saya dan kemudian berkata lembut kepada saya.

“Re, gue suntik ya..? Enak koq..!”
Walaupun saya merasa takut, tetapi mendengar suara Lia, hati terasa nyaman. Apakah saya memang menyukainya?

Lia kemudian menyuntik susu kiri saya dan saya dapat merasakan aliran cairan bening dari alat suntik tersebut memasuki jaringan pada susu kiri saya. Saya mengerang menahan rasa aneh yang muncul pada susu kiri saya tersebut. Dan kemudian Lia juga menyuntik susu kanan saya. Setelah itu, Lia memeluk saya dan mencium pipi saya. Dalam hati saya, saat itu terasa nyaman dan senang, sesaat menggantikan rasa takut saya. Lia selanjutnya juga menyuntik kedua susu milik Ika dan Juni. Hanya saja, Lia tidak mencium mereka.

Setelah menyuntik kami, Lia membuka celana dalamnya sehingga tubuh Lia terlihat polos, telanjang bulat. Benar-benar cantik Lia saat itu. Sepasang susunya menggantung indah. Kemaluannya ditumbuhi rambut halus. Tubuhnya benar-benar proporsional. Odi juga menyusul membuka celana dalamnya, menampakkan kemaluannya yang sudah tegang. Saya takut juga melihatnya, karena baru kali itu saya melihat cowok telanjang secara langsung. Anehnya, tidak lama setelah itu saya merasakan kedua susu saya menjadi penuh, lebih berat, dan lubang susunya mengeluarkan cairan. Hal yang sama juga nampaknya dialami oleh Ika dan Juni. Mungkin pengaruh dari obat yang disuntikkan oleh Lia.

Situs Judi
Odi kemudian berjalan mendekati saya, sehingga membuat kaki saya gemetar ketakutan. Untunglah dicegah oleh Lia, “Di, dia itu bagianku..! Kamu urus aja yang lain.”

Entah mengapa, saya lega mendengar perkataan Lia tersebut. Lia kemudian mendekatiku, dan Odi kulihat mendekati Ika.

Kudengar Ika berteriak-teriak, namun Odi membentaknya, “Lo ngga usah ribut..! Ngga bakal ada yang denger..!”

Saya sendiri heran, sebenarnya dimanakah saat ini kami berada.

Sementara Juni memaki-maki Lia dan Odi. Dalam hati saya merutuk, seharusnya dia merasa untung karena sementara ini tidak diapa'apakan.
'
Lia membelai rambut saya sambil berkata, “Kamu tau, Re? Kamu cakep deh… dari pertama kita ketemu, gue udah suka ama kamu. Kamu mungil banget. Dan gue bisa liat, rupanya bodi kamu lumayan juga…”

Lia kemudian melepaskan celana dalam saya secara paksa, walaupun saya sendiri sebenarnya tidak terlalu memberikan perlawanan.

Kemudian Lia menggesek-gesekkan jari tangan kanannya ke kemaluan saya, membuat tubuh saya mengejang. Lia mencium bibir saya, dan saya bisa merasakan lidahnya beraksi. Tetapi saya tidak dapat melayaninya, karena selain saya sedang dalam ketakutan, juga saya belum pernah berciuman dengan siapapun. Jadilah aksi sepihak dari Lia.

Mungkin karena kurang puas, Lia kemudian menggunakan tangan kirinya untuk meremas-remas susu saya, sementara mulutnya mulai mengulum puting susu saya yang satunya. Saya terlonjak dan merasakan tubuh saya panas. Lia menyedot cairan aneh yang keluar dari susu saya, sementara remasan tangannya membuat cairan aneh tersebut lebih terpompa keluar dari susu saya. Saya hanya bisa merintih karena saya pun mulai merasa senang.

Sementara saya bisa melihat Odi sedang mengemut susu kanan Ika. Bayangkan! Seluruh susu kanan Ika masuk ke mulut Odi. Besar sekali mulut Odi! Mungkin Didi menyedot, mengulum, atau mengunyah. Saya bisa melihat Ika mengerang-erang kesakitan, karena Odi mencengkeram susu kirinya dengan kuat dan kasar, sehingga susu kiri Ika nampak mengembang di antara celah-celah jari Odi dengan cairan mengalir dari putingnya membasahi tangan Odi.

Sementara Lia memperlakukan saya dengan lebih lembut, justru Odi terlihat sangat menakutkan. Dia menarik dan memutar-mutar susu kanan Ika dengan mulutnya secara brutal, sementara tangannya mencengkeram dan meremas-remas susu kiri Ika dengan kasar. Dan dengan kasar pula dia melepaskan celana dalam Ika, sehingga kulit Ika tampak memerah.

Saat itu, Lia mulai menyusuri tubuh saya dengan lidahnya, sehingga saya merasakan geli dan juga senang. Saat itu, rasa takut saya lenyap. Lia kemudian menjilati kemaluan saya sehingga saya terduduk lemas. Enak sekali rasanya. kemaluan saya saat itu sudah basah.

Lia menjilat dan mengemut dengan luar biasa (paling tidak menurutku), sehingga saya setengah sadar dibuatnya. Dan saat itulah Lia menghilangkan keperawanan saya dengan memasukkan dua jarinya ke lubang kemaluan saya. Saya merasakan sedikit sakit pada kemaluan saya, dan saya bisa melihat darah mengalir dari situ.

Lia menghentikan aksinya, dan berkata kepada saya sambil tersenyum, “Wah… kamu masih perawan ya, Re..?”

Saya hanya diam saja. Saya mengalihkan pandangan saya untuk melihat Ika, dan saya melihat bagaimana Odi masih mengulum seluruh susu Ika dengan mulutnya. Dan kemudian dia melepaskan susu Ika dari mulutnya, sehingga saya melihat susu kanan Ika basah dan berwarna merah akibat disedot oleh Odi. Kontras dengan kulitnya. Kemudian saya lihat Odi memegang kemaluannya untuk diarahkan ke lubang kemaluan Ika.

Ika berusaha meronta-ronta dan berteriak, namun dengan kasar Odi menjebol kemaluan Ika, sehingga saya mendengar Ika memekik pendek dan keras.

Lalu saya melihat Odi menggenjot tubuh Ika sehingga Ika terpekik jerit, mungkin karena kemaluannya masih kering. Tiba-tiba saja pandangan saya terhalang sesuatu, dan kemudian benda tersebut menempel di wajah saya. Lunak dan kenyal rasanya.

Kemudian saya mendengar suara Lia, “Re, isep punya gue dong… please..!”

Entah kenapa saat itu saya menurut saja. Saya mengemut dan meremas-remas susu Lia. Sementara saya merasakan tangan Lia mencengkeram kedua susu saya dan mulai memainkan susu saya dengan meremas-remas dan memutar serta menjepit puting susu saya dengan jarinya. Sekali-sekali puting saya dicubitnya dengan lembut. Saya menjadi lepas kendali karena sensasi yang luar biasa itu.

Saya bisa merasakan jari tangan Lia kemudian memasuki lubang kemaluan saya keluar masuk, sehingga membuat saya semakin bernafsu. Saya semakin kuat menyedot susu Lia, sehingga terdengar desahan-desahan kenikmatan dari Lia. Tiba-tiba saya dikejutkan oleh jeritan Ika.

Saya tersadar dari kenikmatan, dan saya melihat sebuah pemandangan yang paling mengerikan yang pernah saya lihat. Odi ternyata kembali memasukkan susu Rika ke dalam mulutnya, sementara tangan kirinya mencengkeram susu Ika yang lain. Namun apa yang diperbuat Odi..? Dia mengunyah susu Ika..!

Ya..! Terdengar bunyi daging dikunyah, dan Odi benar-benar mengunyah susu Ika untuk dimakan. Odi mencincang dan mencabik susu Ika dengan mulutnya. Ukh… tidak sanggup saya melihatnya. Saat itu roh saya serasa terbang. Juni pun nampak tidak percaya dengan penglihatannya. Hanya Lia tampak tenang-tenang saja, seperti tidak terjadi apa-apa. Selanjutnya tangan kiri Didi berusaha membetot susu Ika yang lain. Dan kemudian Odi benar-benar mencabik-cabik susu Ika dengan tangannya. Odi pastilah seorang psikopat seks.

Saat itu saya merasa muak dan mual, sehingga saya tidak bereaksi, meskipun Lia sedang bermain dengan tubuh saya. Dan entah bagaimana caranya, Juni berhasil membuka ikatan tangannya dan kemudian menendang kemaluan Odi sehingga cowok itu tersungkur sementara Lia terkejut atas kejadian yang tiba-tiba itu. Kemudian Juni menendang kepala Lia dengan keras, sehingga Lia roboh terguling. Juni kemudian mengambil pakaian yang tergeletak seadanya, membuka pintu dan mengajak saya lari sejauh jauhnya dari tempat tersebut.

Saya begitu ketakutan, sehingga yang ada dipikiran saya hanya kabur sejauh mungkin. Antara sadar dan tidak, kami mencari kantor polisi dan melaporkan kejadian tersebut. Sayangnya, polisi bergerak lambat, sehingga kabarnya Lia dan Odi, juga Ika menghilang. Entah kemana, saya juga tidak tahu. Namun, saya tetap terkenang pada Lia. Gayanya, suaranya, dan wajahnya. Walaupun setelah kejadian tersebut, saya tetap merasa kehilangan. Saya memang menyukainya. Benar-benar menyukainya. Lia, i love you.


ADUQ | POKER | BANDARQ |  DOMINO99 | CAPSA SUSUN | BANDAR POKER

0 komentar:

Posting Komentar