Minggu, 04 September 2016

GADIS MUDA BELIA

Agen KartuQQ

VIPDOMINO.CASINO | Kisah ini terjadi saat Niko berumur kira-kira 22 tahun. Pada masa-masanya dimana keinginan mencoba segala hal baru selalu mendorong setiap perbuatan manusia. Hanya logika dan iman yang kuat yang dapat mengalahkan setiap keinginan itu. Dan Niko tidaklah termasuk pada golongan yang disebutkan diatas.

Cerita Dewasa Gadis Muda Belia | Pada masa – masa itu sepertinya kehadiran seorang teman sangatlah penting. (..masa sich..?) Begitu juga Niko yang memiliki banyak teman itu tak pernah merasa sepi. Ada saja teman yang mendampinginya, baik saat – saat mereka bepergian ataupun kumpul-kumpul bersama. Biasanya yang selalu menjadi obrolan mereka apabila telah suntuk adalah para gadis – gadis. Ada saja cerita mengenai gadis- gadis yang kadang membuat mereka penasaran, melongo dengan takjub atau tertawa terpingkal – pingkal.

Suatu sore Niko mendapat telepon dari temannya Budi, yang tinggal di seputaran wilayah Buahbatu. Budi memintanya datang sore itu juga.

"Ada apa ya dengan Budi ini….?’tanya Niko dalam hati. Tetapi biasanya Budi ini selalu membuat kejutan. Ada saja hal yang tidak di duga Niko dan teman – temannya yang dilakukan Budi. Tapi sejauh ini hal-hal tersebut adalah hal – hal positif (.dari sudut pandang siapa ?.he..he..). Tak berpikir panjang Niko menyanggupinya.

Sore Sabtu itu Niko meluncur di jalanan, menggunakan mobil carry putih yang dipinjamnya kepada orangtuanya dengan berbagai alasan. Mengenakan jeans dan kaos berkrah setelah mandi sebelumnya ( ..rapi sekali…!!). Sambil menyetir mulutnya bersiul mengikuti irama lagu riang yang terdengar mengalun dari Clarion, tape mobil masa itu. Jalanan belumlah seramai sekarang, sehingga tidak harus berkonsentrasi penuh menjalankan kendaraan.

Berbelok ke kanan pada lampu traffic, terus melaju dengan lancar. Kurang lebih 15 menit melaju di jalan Buahbatu itu kemudian berbelok ke kiri, masuk pada jalan kecil. Daerah itu merupakan tempat kediaman yang cukup strategis. Karena terletak dekat kota dan hamper semua penduduknya merupakan penduduk asli. Bangunan yang berdiri di daerah itupun sebagian besar adalah bangunan lama gaya tahun 60-70an. Meskipun tidak sebagus bangunan- bangunan di daerah jalan dago. Katanya daerah ini merupakan daerah pemukiman pekerja-pekerja administrasi pada jaman tersebut.

Setelah berbelok ke kanan pada ujung jalannya, mobil yang di kendarai Niko berhenti 200 meter dari belokan terakhir. Terlihat Budi yang sebelumnya duduk di sebuah warung mendatanginya. Menyapanya dengan hangat.

“Nah,.datang juga……” ujar Budi setelah berada di samping mobil.

“Santai kan……….?”tanyanya.

“Ayo ke rumah dulu……..”ajakn Budi melangkah menuju arah rumahnya yang masuk ke dalam dari jalan tersebut. Setelah mengunci mobil, Niko berjalan mengikuti langkahnya dari belakang. Berbelok ke kanan, terus samapai pada sebuah belokan jalan kecil yang juga merupakan jalan masuk ke rumah Budi temannya itu.Begitu memasuki pintu,..

“Duduk ‘Nik,… oh ya kenalin ini, Neng Ayu, satunya Lirin..” Ujar Budi menyilakan.

“Lirin itu cewekku.., jangan di ganggu.”kelakar Budi menambahkan

“Niko……”

“Lirin……”

“Ayu……..” sahut gadis muda yang tengah duduk di kursi di ruang tamu tersebut.

“Ini lho neng.., Aa Niko yang Aa’ ceritakan kemarin itu” terang Budi sambil mengocok sendok pada gelas minum yang tengah ia bikinkan.

‘Gadis yang mungil’ bisikku dalam hati menatap Ayu. Manis wajahnya yang masih polos, tapi leluk-lekuk tubuhnya telah membentuk.

“Sebentar ya…, Aa’ Budi salin dulu……..”teriak Budi dari kamarnya setelah menghidangkan 3 cangkir teh hangat.

Niko menyeruputnya, hmm begitu nikmat rasanya di sore ini. Tak lupa sebatang rokok menyelip di bibirnya menemani pembicaraan mengalir diantara mereka. Ayu ternyata tidaklah sepolos wajahnya, pembicaraan yang Niko lontarkan dapat di imbanginya dengan baik. Berbeda dengan Lirin yang lebih banyak diam.

‘Hmm anak ini cukup bagus juga wawasannya….”batinku kembali berbisik.

“Yok kita berangkat….”ajak Budi yang telah rapih keluar dari kamarnya. Berempat kami melangkah ke luar dari rumah itu setelah pamit pada orang tuanya Budi.

“Neng di depan ya……?”perintah pada Ayu.

“Aa’ mo pacaran di belakang, jangan liat-liat ya..”kelakar Budi sambil memeluk pinggang Lirin. Lirin tersenyum kecil mencubit pinggang Budi. Mobilpun melaju.

“Kemana kita ni Bud……”Tanya Niko melihat dari spion.

“Oh.ya bisa antar ke teteh dulu kan..” Jawab Budi sambil memberitahu alamat kakaknya itu. Mobil pun mengarah ke selatan menuju rumah kakaknya Budi. Dan sepanjang perjalanan itu Ayu berbicara, mengajak ngobrol Niko. Ada-ada saja bahan pembicaraannya sehingga kekakuan mulai tersa mencair.

30 menit kemudian mobilpun menepi pada sebuah rumah di sebuah komplek. Budi keluar sambil menggamit Lirin.

“Sebentar ya ‘Nik…….”ujarnya melangkah memasuki halaman rumah tersebut. Entah ada apa keperluannya Niko tak mengerti. ‘Biar sajalah….toh ada Ayu yang menemaniku ngobrol’batinnya.

Dan pembicaran mereka berdua di mobilpun semakin hangat. Niko sangat respek pada gadis mungil itu. Kadang-kadang mereka berdua tertawa bersama. Celotehannya itu tak ada henti-hentinya. Tak lama Budi pun datang kembali diiring Lirin dan tetehnya Budi. Setelah basa basi sesaat merekapun berangkat. Menuju selatan lagi ke sebuah tempat pariwisata seperti usul Budi. Niko mengilkuti saja, pengen tau apa kelanjutan rencana Budi teman baikknya itu.

Adzan magrib berkumandang saat mereka sampai di tepian sebuah danau. Embun sudah mulai turun. Budi melangkah di ikuti Lirin menuju sebuah warung. Langsung duduk bersila.

“No, Ayu… mo pesan apa….”teriak Budi melongokkan wajahnya di jendela warung. Niko menatap pada gadis muda di sampingnya..

“Aa’ mau pesan kopi dengan jagung bakar, Ayu pesan apa..”Tanya Niko.

“Hmm…teh manis dengan itu..tu, gorengan………” jawabnya tersenyum. ‘Manis sekali senyumannya….’

“Dud, kopi satu, teh manis satu, jagung bakar dan gorengan..”teriak Niko.

“Ga pakai lama ya………..”tambah Niko.

Kembali mereka berdua tenggelam dalam percakapan yang hangat. Saling berkelakar, ataupun berbincang serius. Pesanan pun datang, yang langsung di terima Niko. Meletakkan minuman mereka di dashboard, dan memberikan sepiring gorengan kepada Lirin. Dan sambil memgunyah makanan mereka masing-masing obrolan pun mengalir kembali. Embun makin turun, sehingga jarak pandang menjadi semakin pendek. Cahaya lampu di warungpun tak cukup menerangi mereka berdua yang berada di dalam mobil.

“Ayo kita pulang………..”. terdengar suara Budi mendekat. Niko dan Lirin serempak terperanjat.

“Bikin kaget aja kamu Dud……”ujar Niko, mengemasi remah – remah sisa makanan mereka yang tak habis.

“Ini kembalikan dulu piring dan gelasnya…”ujar Niko menyerahkan piring dan gelas yang telah kosong. Berlari kecil Budi menuju warung, menyerahkan benda tersebut ke tangan seprang ibu tua pedagang warung tersebut, lalu kembali menuju mobil di tengah gerimis yang turun.

“Uh….dingin……..”ujarnya menutupkan pintu mobil. Tak kecuali Ayu yang telah berada di dalam mobil menggemeletukkan bibirnya. Langsung saja mobil berangkat, merayap pelan, karena pandangan yang terbatas akibat gerimis dan kabut. Setelah sampai di jalan utama mobil langsung Niko arahkan menuju kost-annya Lirin sebagaimana petunjuknya.

“Aku nginap disini…”ujar Budi mengedipkan mata.
Niko melongo, tak bisa berkata-kata.

‘Trus bagaimana aku dengan Ayu gadis muda ini?’ pikir Niko. Sambil menjalankan mobil perlahan. Bingung tak tau harus bagaimana.

"Ayu Aa’ anterin pulang jam segini ga pa-pa?” Tanya Niko harap-harap cemas.

“Jangan A’ jangan kerumah, sudah terlalu malam..”sahutnya denganmata bingung.

“Teruss…”

” Pokoknya jangan ke rumah aja…”ujarnya manja.

Terus terang, Niko bingung sekali saat itu, uang yang ada di dompetnya saat itu tak mencukupi untuk menginap di hotel. Pikirannya terus berputar. Akhirnya teringat ia pada Nunu, temannya sekomplek yang rumahnya biasa menjadi tempat berkumpul teman-temannya. Rumahnya hanya di isi oleh Nunu seorang sebab orangtuanya selalu berada di luar kota. Kesanalah mobil Niko mengarahkan mobilnya. Tepat jam 11 malam itu mobil putih dan isinya tiba di halaman rumah kecil tersebut. Kecil tapi cukup resik. Melongok dari celah pintu sebuah wajah lugu temannya itu.

“Ada apa Nik., malam-malam gini..?”tanyanya sambil menyilakan masuk.

Niko segera mendekat dan mengatakan hal yang membuatnya bingung. Nunu manggut-manggut dan mengerti keadaannya. Lalu ia bergerak ke sebuah kamar yang kosong yang diperuntukkan untuk tamu. Setelah mencuci muka dan bersih-bersih, mereka bertiga pun ngobrol di ruang tamu dengan hangat. Cukup akrab memang. Tak terasa waktu berlalu hingga Nunu yang tadi telah mengantuk kembali menguap.

“Kalian teruskan saja ngobrol, aku tidur dulu sudah ga kuat…”Ujarnya beranjak menuju kamarnya.

“Ok bos…”sahut Niko dan Ayu berbarengan.Kembali mereka tengeelam dalam percakapan hangat, cukup intim malah. Ayu bersandar di bahu di dada Niko. Menonton acara TV yang membosankan. Niko mengelus-elus bahu Indri memberikan kenyamanan perlindungan. Mengharumi rambut gadis muda tersebut. Rasa hangat mengalir dari tubuh yang berdempetan tersebut, menyebar ke seluruh relung tubuh. Kadang mulut Niko mencium ubun-ubun gadia muda itu, tak ingin kehilangan rasa wangi yang terbersit disana.

“A’…”bisik Ayu hamper tak terdengar.

“Hmm…”gumam Niko menanggapi.

“Ayu ngantuk…..”ucapnya perlahan.

“Ya sudah kamu ke kamar saja…, Aa’ biar disini saja , ga enak sama Nunu”jelas Niko. Ayu bangkit dan tiba-tiba. Sebuah kecupan kecil dijatuhkannya pada pipi Niko dan langsung melangkah mnuju kamar..

Niko terpana, terdiam, kembali tenggelam pada cara Tv yang membosankan itu. Menunggu kantuknya yang tak datang-datang juga. Akhirnya tak menunggu Niko pun bersiap-siap merebahkan dirinya di sofa di ruangan tengah tersebut Menatiksarung yang diberikan oleh Nunu. Baru saja matanya hendak terpejam.

“A……”sebuah bisikan terdengar didepannya.

“Ng…., ada apalgi…..?tanya Niko . Terpaut pandangannya pada wajah Ayu yang telah berada di depannya.

“Ayu takut..ga mo tidur sendiri….”ujarnya dengan ekspesi meyakinkan.

“Temanin Ayu di kamar..ya A’…..”tambahnya lagi sambil menyeret lengan Niko. Mau tak mau Niko terpaksa bangkit, mengikuti gadis muda yang menarik tangannya memasuki kamar. Ayu menutupkan pintu kamar tersebut perlahan. Gadis itupun berbaring di sebelah kiri Niko memunggunginya. Gelisah ia rupanya. Terasakan dari gerakannya yang menjalar di kasur di ruangan itu.

“Kenapa.., ga bisa tidur..?”Tanya Niko berbisik.

“Aa’ belum tidur…..? Tanyanya.

“Ga tau nih mata ga mo terpejam….”tambahnya lagi seraya membalikkan badan, menatap ke arah Niko. Niko menundukkan wajahnya menatap mata gadis muda tersebut. Menarik dan mendekapnya hangat.

“Ya, kesini deh lebih mendekat ke Aa’……”pinta Niko lembut. Gadis muda itu menggeser tubuhnya, merebahkan kepalanya di dada Niko. Mendengarkan debur jantung lelaki itu berdegup bergemuruh. Niko mengecup kepala gadis muda itu dengan lembut, mengirimkan berjuta kedamaian. Ayu mengangkat wajahnya, memandang ke arah Niko. Kembali kecupan di jatuhkan Niko, kini pada kening yang di hiasi rambut-rambut halus. Perlahan sekali, sangat perlahan…

Setelah kecupan itu berlalu, Ayu membuka matanya dan sambil menatap Niko bergerak keatas mewnjajari wajah lelaki itu. Diiringi kedua bola matanya meredup bibirnya mengecup lembut bibir Niko. ‘Lembut dan segar sekali bibir Ayu ini’ batin Niko.

Niko bergerak mengambil inisiatif atas kesamaan hasrat yang terbaca sudah. Mengait bibir lembut yang bergerak menjauh. Segera melumatnya dengan hangat. Kedua bola mata Ayu terbelalak lalu meredup pelan, ikut larut dalam irama alunan gelora hasrat yang mulai terbersit dalam dirinya. Kini kedua bibir mereka bertautan erat, saling melumat dan mengulum, membangkitkan hangatnya bara asmara dalam kebersamaan.

“Mmmfhh……….”desah Ayu perlahan.

Lidah Niko kini mencoba lebih intens, menyelusup melalui ke dua bibir lembut milik gadis muda itu, mencoba menemukan pasangannya. Kemudan mengait lidah lancip sang gadis mengajaknya bercengkrama dalam kelembutan basah mulutnya. Ayu pun tak kalah hangatnya membalas. Lidah mereka saling berpalun, saling membelit dengan panasnya.

Tangan kiri Niko menjalar turun. Menyelusur di sepanjang punggung sang gadis, mengirimkan kehangatan di sepanjang perjalanannya. Bibir mereka masih bertaut makin erat, saling melumat tak henti-hentinya. Tangan Niko terus turun, meluncur di sepanjang kaos ketatnya Niko, terus ke bawah, menaik pada pinggang yang ramping menemukan bongkahan yang masih dilapisi rok tersebut. Meremasnya lembut..!!!

Ayu membuka matanya, bergerak perlahan menaiki tubuh Niko. Dan kembali melumat dan menngulum seperti sebelumnya. Tangan kanan Niko bergerak, Menyusuri bagian samping tubuh gadis muda itu , mengelusnya perlahan, terus naik turun, kadang bergerak agak kedepan menyentuh pangkal bulatan dadanya , mengelus dengan ibu jarinya.

“Uhhhhh………”Rintih gadis muda itu perlahan. Tubuhnya sedikit mengangkat memberikan ruang gerak keleluasaan pada jari Niko. Sementara tangan yang sebelah lagi tak henti-hentinya meremas dan mengelus di belakang.

Tak cukup begitu jari Niko menyelusup ke balik kaos yang dikenakan Ayu, meraba kehalusan kulit tubuh sang gadis, mengelusnya sambil bergerak naik, menemukan bongkahan dadanya yang masih terbalut bra tersebut. Tangan Niko bergerak terus menyelinap ke balik pembungkus dada tersebut.!!!

Menemukan bulatan padat kenyal berlapiskan kulit halus yang hangat. Merabanya dan mengelusnya dengan lembut, jarinya tak berhenti menaiki bulatan padat tersebut, menemukan putik mungil di puncaknya. Memilinnya perlahan..!!!

“Ouhhhh…….”Desis Ayu menggeliatkan tubuhnya. Rasa geli gatal melanda syaraf-syaraf kewanitaannya.

‘Terus..A’……’batinnya menyetujui tindakan Niko. Bibir Ayu turun mengecup bola mata Dino, bergerak kesamping melumat cuping telinga Niko dengan ganas.

Niko merasa kegelian atas perlakuan Ayu pada telinganya. Langsung di peluknya tubuh mungil tersebut, Ia bangkit hingga terdudukdengan Ayu dalam pangkuannya. Menarik lepas kaos gadis muda tersebut hingga lepas. Tak ketinggalan dengan bra dan roknya. Ayu pun berbuat sama, melepaskan pakaian Niko. Dan kini mereka hanya di lapisi oleh secarik kain tipis yang menutupi selangkangan mereka masing-masing.

Sambil dalam posisi demikian mereka kembali saling melumat dan mengulum. Lidah Niko menjalari leher gadis muda itu. Menjilati permukaannya di sepanjang perjalannannya, terus menaik menjumpai pangkal telinganya. Menjilati bagian belakang telinga tersebut berkali-kali. Terus mengulum cuping teringa tersebut dengan rakusnya.

“Ahhh…….”erang Ayu. Tubuhnya mulai berkelejat-kelejat di pangkuan Niko. Pinggulnya secara demonstratif bergoyang, mengekspresikan kegeliab dan kegatalan yang melandanya. Akibat goyangan tersebut kewanitaannya yang terlapis oleh kain tipis itu menggerus batang kejantanan Niko yang telah tegak , malah kegelian dan kegatalannya makin memuncak.

Wajah dan bibir Niko kini beralih pada bulatan padat di dada sang gadis. Mengecup di sekeliling bungkahan kenyal itu, menjilat di sepanjang lingkaran lerengnya. Berputar terus ke atas menuju puncaknya. Mengulum dengan kuat pada putik yang berada di puncak dada tersebut.

“Ouhhhhhh…..Aa’..”erang gadis muda itu. Matanya terbeliak sesaat dan kembali meredup. Terdengar napasnya telah memburu. Desah dan rintih tak henti-hentinya terdengar meluncur dari bibir munginya. Kadang bibirnya menganga melepaskan keluhan nikmatnya. Niko tak berhenti, bergantian dada kiri dan kanan Indri menerima lumatan dan kuluman yang tak kenal lelah,makin bersemangat dan makin ganas..!!!

Ayu tak tahan. Gelombang demi gelombang yang menderanya menaikkan tingkat birahinya pada titik yang lebih tinggi. Tak cukup hanya begitu,tangan mungilnya menjamah ke bawah. Terasa oleh Niko betapa pinggul gadis muda itu terangkat. Tak tau apa yang dilakukannya, hanya tiba-tiba tangan lentik itu telah berada kemabali diatas dengan menggenggam secarik segitiga satin, yang langsung di lontarkannya di atas kasur. Tak lama kembali terasa kedua tangan tersebut telah berada di pinggang Niko, menarik karet pakaian terakhirnya. Niko mengangkat tubuhnya memberikan keleluasaan pada sang gadis. Mereka kini telah telanjang..!!!

Langsung tangan mungil itu kembali bergerak, terasa menggenggam batang berototnya yang telah tegak. Menempatkannya pada lepitan basah yang hangat. Pinggulnya bergerak intuitif bergoyang, mengurut dan membelai batang kenyal tersebut naik turun.

Niko bergerak. Merangkul tubuh mungil gadis muda tersebut. Mendekapnya erat di tengah goyangan dan gerakan erotisnya. Menempelkan tubuh mereka yang telah berkeringat erat ke tubuhnya. Merasakan gosokan putik bulatan padat dada Ayu pada dadanya. Merasakan api yang mkembakar mereka bergejolak makain membara, siap menghanguskan mereka.

Kedua tangan Ayu berpegangan pada bahu Niko. Pinggulnya tak henti bergerak, menggali semua kenikmatan yang ada di sepanjang batang kenyal lelaki yang ia duduki. Mata indahnya terpejam.

Tiba-tiba tangan mungil Ayu bergerak kembali ke bawah, menemukan batang berotot Niko yang telah tegak maksimal, menggengamnya dan menuntunya pada muara lepitan kewanitaannya, menggosok kepala membolanya dengan lepitan basahnya. Melumasinya berkali-kali. Lengannya kembali pada pundak Niko seiring dengan kakinya yang kini berubah tumpuan. Lututnya kini menjadi tumpuan tubuhnya yang berada di pangkuan Niko. Perlahan tumpuan lututnya bergerak, melebar…!!!

“Ahhhh….”pekik lirih Ayu. Kedua lututnya yang melebar mengakibatkan tubuhnya turun. Lepitan basah kewanitaannya ikut turun.menyebabkan lepitan itu terkuak oleh batang tegar Niko. Menelan kepala membola itu dalam jepitan halus basah tetapi liat mencekal. Tubuh sang gadis mengejang sesaat. Kembali pinggulnya bergerak memutar.

“Ohhh.. Aa’………”rintihnya lirih di sela gerakan tubuhnya di bawah.

Niko merasakan kedua tangan Ayu mencengkram erat pundaknya. Liang hangat di bawah terasa mencekal erat kepala batang tegarnya. Ditambah lagi dengan gerakan memutar pinggul sang gadis membuatnya tak bisa lagi menahan diri. Dipeluknya ketat tubuh Ayu dengan kedua lengannya, hingga tubuh mungil tak dapat bergerak lagi. Lalu menggerakkan tubuhnya naik. Meneruskan pembukaan yang telah dilakukan sang gadis. Membenamkan batang tegarnya dalam kelembutan liat kewanitaan sang gadis. Mili demi mili batang berotot itu tenggelam,terbenam.

‘Sungguh erat cekalannya…’batin Niko.

‘Bukan main punya Aa’ ini…’batin Ayu. Tak tahan oleh geli dan gatal yang melanda, Ayu membenamkan giginya pada pundak Niko. Menggigitnya dengan gemas.

“Ahhhhhhh………” pekik Ayu. Napasnya terengah-engah seolah-olah tengah berlari jauh. Akhirnya amblas sudah batang berotot Niko, terbenam utuh dalam kekenyalan liang kewanitaan Ayu diringi pekikan kecilnya. Mereka terdiam sesaat, saling berpandangan lekat. Perlahan tubuh mungil Ayu bergerak, naik turun dengan pelan. Mulai menggali semua kenikmatan yang akan memenuhinya, Makin lama temponya menaik. Terkadang bergerak maju mundur mengayunkan pinggulnya dengan konstan.

Niko tak tinggal diam, mencoba menambah pasokan birahi dengan kembali melumat dan mengulum putik bongkahan dadanya yang telah mengeras, mengkilat oleh butir-butir keringat di timpa temaram cahaya. Bergerak seirama mengayunkan pimggulnya naik turun bak piston mesin mengebor.

Gerakan mereka makin cepat. Dengus dan erangan tak hentinya terdengar dari kedua insane yang tengah mendayung perahu birahinya, di selingi kecipak-kecipak pertemuan tubuh mereka di bawah. Tubuh mereka telah basah mengkilat dimana-mana. Melicinkan gerakan merekan yang makin liar. Puncak makin mendekat..

Lalu gerakan Ayu mengayun pinggulnya berubah manjadi sangat cepat. Melentingkan tubuhnya ke belakang, memejamkan matanya.

“Ahhhh……….”pekiknya saat keputusan puncak di capainya. Kembali bergerak cepat memacu pinggulnya, Kembali sambil melentingkan tubuhnya menjerit terputus-putus.

“Ahhh, …ahhhhhh, …ahhhh..”gelombang yang lebih dahsyat menggulungnya,membolak-balikkan emosinya bercampur aduk.

Melontarkannya ke langit berwarna warni. Tak kuat menahankannya, memeluk ketat bahu Niko seraya giginya telah membenam di pundak Niko. Rengekannya pecah sepanjang gelombang demi gelombang yang melandanya.

“Nggghh………”rengek Ayu dengan nafas tersengal-sengal. Terasakan oleh Niko betapa liang tersebut bergerak peristaltik, mengurut dan memijat batang berototnya dalam tempo cepat. Niko tak tertahankan, makin cepat, selain menyempurnakan pencapaian sang gadis juga letupan-letupan syarafnya hampir meledak. Memompa batangnya terus menerus tak henti. Mengenggam pinggul sang gadis denga kedua tangannya seolah- olah tengah memaku sang gadis dengan batang berototnya pada liang yang telah basah di bawah.

“Arghhh……….”sambil menggeram Niko membenamkan batang berototnya sedalam-dalamnya pada liang basah tersebut. Ototnya berdenyut sesaat. Bendungan laharnya meledak, berkejaran di sepanjang pembuluh darah batang berototnya menemukan pelepasannya. Menyembur dalam kehangatan liang yang mencekal erat, membasahi dan membanjirinya hingga tak tertampungkan dan mengalir perlahan ke muara liang tersebut.

Hening sejenak. Mereka tenggelam dalam keletihan yang sangat. Meresapi sisa deburan gelombang yang masih terasa. Diam tak berkata-kata.

“Makasih…A’”ujar Ayu lirih mengecup bibir Niko.

“Hmmm….”gumam Niko tak menjawab, hanya dekapan lengannya makin erat pada tubuh mungil yang berkeringat tersebut. Tak dapat ia wujudkan kebanggan perasaannya. mengantarkan gadis muda itu menggapai puncak kenikmatan yang beruntun dalam persetubuhan ini.

ADUQ | POKER | BANDARQ | DOMINO99 | CAPSA SUSUN | BANDAR POKER

0 komentar:

Posting Komentar