Sabtu, 20 Agustus 2016

VIPBANDARQ | Agen KartuQQ | Situs Judi | Poker Terbaru | Capsa Game | Game Poker Perawan Ku Tinggal Kenangan

Perawan Ku Tinggal Kenangan
Agen KartuQQ

VIPBANDARQ.COM, Perawan Tinggal Kenangan - "tol,,hmmff", Anggun hendak berteriak minta tolong, tapi mulutnya langsung dibekap oleh preman yang berdiri di belakang Anggun. ternyata, 3 preman itu tidak mabuk meskipun mereka minum-minum karena minuman berakoholnya cuma sedikit dan lebih banyak air. Maklum preman gak modal. 2 preman yang lain tertawa dengan licik melihat Anggun yang sudah tidak berdaya. "gila,,bening banget nih cewek,,mimpi ape kite kemaren,,".


"kalo gue sih mimpi ketiban duren,,". "udeh lo bedua berisik banget,,mending lo bedua buka jaket nih cewek,,". "oke bos,,".

Salah satu preman itu menarik resleting jaket Anggun ke bawah sementara preman terakhir memegangi kaki Anggun agar tidak menendang-nendang lagi. Preman yang ditugasi untuk membuka jaket sangat kaget ketika resleting jaket Nirmala sudah terbuka sampai ke perutnya.
"gila,,ni cewek cuma pake jaket doang,,gak pake baju die bos,,". "ah,,yang bener lo Jo,,", si bos preman itu pun menutupi mulut Anggun dengan tangan kirinya dan tangan kanannya bergerak menyusup ke dalam jaket Anggun dan langsung meremas kencang payudara kiri Anggun. Ekspresi wajah Anggun menunjukkan kalau Anggun kesakitan akibat remasan kencang si bos preman di payudara kirinya. Preman yang memegangi kaki Nirmala tidak tahan hanya melihat kaki & paha Anggun yang putih mulus tanpa cacat sedikit pun.

Jadi, preman itu mengelus-elus paha Anggun dengan tangan kanannya. Lalu tangan preman itu terus bergerak hingga ke pangkal paha Anggun. "die juga gak pake celana dalem bos,,kayaknye die emang udeh siap buat dientot ni bos,,". "yaude,,lepasin jaketnye, Jo,,biar ni cewek telanjang sekalian,,". "oke bos,,". Ketiga preman itu jadi lengah sehingga otak Anggun langsung bekerja untuk melepaskan diri dari 3 preman itu.

Anggun mendorong kepalanya ke belakang sehingga mengenai wajah si bos preman. "aarrgghh,,", bos preman itu langsung menjauh dari Anggun sambil memegangi hidungnya yang hampir patah karena terbentur bagian belakang dari kepala Anggun. 1 preman sudah lepas, 2 more to go. Anggun mengangkat kaki kanannya sehingga lutut Anggun langsung menghantam dagu preman yang memegangi kakinya. Preman itu langsung jatu terjerembab ke belakang. Still 1 preman standing. Anggun langsung meninju preman yang tadi ditugasi melucuti jaket Nirmala. Meski tinju Anggun lemah, tapi mampu membuat preman itu juga jatuh ke belakang karena preman itu berjongkok dengan sedikit berjinjit.

Anggun pun langsung mengambil langkah 2 ribu menjauhi 3 preman yang sedang kesakitan sambil berteriak minta tolong. Ada orang keluar dari warung, Anggun berlari ke arah orang itu, sambil berlari, Anggun menarik resleting jaketnya ke atas lagi agar payudaranya tertutupi jaket. "tolong pak,,saya mau diperkosa,,", kata Anggun sambil berlindung di belakang orang itu. "mana Dek,,yang mau merkosa,,", ujar orang itu sambil bertolak pinggang seperti jagoan. 3 preman itu muncul di hadapan abang pemilik warung dengan nafas mereka yang terengah-engah.

Anggun merasa sedikit tenang melihat si abang pemilik warung kelihatannya tidak gentar menghadapi 3 orang preman itu. Tiba-tiba, trio preman itu langsung bergerak ke belakang si abang pemilik warung dan menangkap Anggun.

"pak,,tolong saya,,", pinta Anggun dengan wajah sedihnya. Abang pemilik warung itu menoleh ke belakang. "ah,,parah lo betiga,,udah gue kasih minuman,,malah gak ngajak gue pas mau merkosa cewek,,", kata-kata yang keluar dari mulut si abang pemilik warung membuat Anggun seperti tersamber petir. "gimane mau ngajak lo Din,,die aje kabur,,". "kok bisa kabur?". "noh,,gara-gara si Narjo buka jaketnye kelamaan,,". "bukan salah gue bos,,gara-gara si Bagus,,megangin kakinye gak bener,,". "enak aje,,lo,,bos Hari juga salah,,". "udeh,,udeh,,mending,,kite mulai aje,,ngerjain ni cewek nyang kayak bidadari ini,,".

"Bener juge ape kate lo,,Yo,,". Akhirnya, nama mereka terungkap juga. Si bos preman bernama Hari, si abang pemilik warung bernama Taryo, preman yang tadi memegangi kaki Anggun bernama Bagus, dan preman yang terakhir bernama Narjo. "ngapain lo kabur tadi,,hah?!", sebuah tamparan mendarat di pipi kanan Anggun. "udeh,,kite telanjangin aje nih cewek,,biar die kapok,,". Dalam waktu sekejap, jaket Anggun sudah dibuang jauh-jauh oleh Hari. "buset,,bodynye bohay banget,,", ujar Narjo. "liat tuh memeknye,,kayaknye,,masih perawan,,". "berarti gue yang merawanin,,", kata Udin. "enak aje lo, Din..gue bosnye disini,,", balas Hari. "tapi,,ini kan warung gue,,", balas Udin tak mau kalah. "yaude,,lo yang merawanin,,tapi kite gratis minum di warung lo satu minggu ye,,", kata Hari. "sip dah,,nyang penting bisa merawanin cewek,,".

"Jangan perkosa saya,,", pinta Anggun, air matanya pun mengalir keluar. "diem lo !! ntar lo juga enak,,", ejek Bagus. "kite taro aje di bangku biar lebih enak,,", usul Narjo. "bener juga lo Jo,,". Narjo & Bagus mengangkat tubuh Anggun dan menaruh Nirmala di kursi panjang dari kayu yang biasa ada di warteg. Bagus & Narjo mengangkat kaki Anggun ke atas sehingga vagina Nirmala yang ada di tepi ujung bangku benar-benar terekspos dengan sangat jelas.

Hari duduk di ujung bangku yang satunya, dia memegangi kedua tangan Anggun sambil menikmati kelembutan dari bibir Nirmala yang tipis dan lembut. Anggun tau kalau dia tidak bisa melakukan perlawanan lagi karena kali ini dia benar-benar tidak berdaya. Anggun tidak tau apa yang akan terjadi pada vaginanya karena pandangannya tertutupi leher Hari.

"gue jilat dulu ah,,pengen tau,,memeknye perawan manis ape nggak,,hehe,,", ujar Udin. Udin berjongkok di depan vagina Anggun dan menatapi pemandangan indah di depannya bagai detektif yang memperhatikan dengan teliti untuk menemukan barang bukti. "gak ade bulunye lagi,,jadi tambah napsu gue,,", kata Udin. "udeh,,cepetan lo Din,,ntar gantian,,", kata Hari lalu Hari melanjutkan melumat bibir Anggun lagi.

"sabar nape lo,,". Udin mengelus-elus kedua paha mulus Nirmala hingga menyentuh pangkal paha Anggun. Lalu Udin mendekatkan wajahnya ke vagina Anggun. Udin semakin nafsu setelah melihat bentuk vagina Anggun yang masih sempurna serta wangi alami dari vagina Anggun yang dirawat dengan baik oleh Anggun. Udin menyapu belahan bibir vagina Anggun dari bawah ke atas dengan sekali sapuan saja. Anggun menggelinjang karena sapuan lidah Udin seperti sengatan listrik yang mengalir di sekujur tubuhnya.

Kemudian, Udin menggelitik klitoris Anggun dengan lidahnya. "mmmffhh,,", desah Anggun tertahan bibir Hari. Bagus & Narjo tidak hanya memegangi kaki Anggun saja, tapi masing-masing dari mereka juga 'memegangi' dan meremasi payudara Anggun. Udin membuka bibir vagina Anggun sehingga dia bisa melihat bagian dalam dari vagina Anggun yang terlihat sangat menggiurkan karena masih merah merekah.

Lidah Udin sudah terselip di dalam lubang vagina Anggun. Udin membenamkan kepalanya ke selangkangan Anggun agar Udin bisa memasukkan lidahnya lebih dalam ke vagina Anggun. Anggun memang menolak, tapi dia tidak bisa menyangkal tubuhnya yang dengan senang hati menerima serangan lidah Udin. "nnggffhh,,,", suara lenguhan Anggun yang masih tertahan bibir Hari.

Tubuh Anggun menjadi tegang karena dia sedang mengalami orgasme. "ssuurpp,,slluurrp,,", Udin tidak menyia-nyiakan satu tetes pun hingga cairan vagina Anggun tak bersisa. "gimane Din?", tanya Bagus. "maknyus,,enak banget,,manis 'n gurih,,", jawab Udin. "namanye juga memek perawan,,", ujar Narjo. "gantian lo Din,,", kata Hari. "okeh,,". Hari & Udin bertukar posisi. Mereka bergantian menjilati vagina Anggun hingga masing-masing mereka telah mencicipi cairan vagina Anggun.

Anggun sudah pasrah karena tenaganya habis setelah 4x orgasme. Sekarang, Udin berhadapan dengan vagina Anggun lagi dengan celananya yang sudah melorot sehingga penis Udin terbebas keluar dari sangkarnya. "akhirnye,,****** gue bisa ngerasain memek perawan juga,,", ujar Udin. Udin sudah sangat bersemangat ingin segera menghujamkan penisnya ke dalam vagina Anggun. "hoi !!", teriak seseorang. 4 orang itu menengok ke arah sumber suara yang mereka dengar.

"siape lo?!", tanya Udin. "jangan ganggu dia !!", teriak orang itu. Udin bergegas memakai celananya lagi. "mao jadi jagoan lo?". Bagus & Narjo melepaskan kaki Anggina dan maju bersama Udin ke arah orang itu sementara Hari mengikat kaki & tangan Anggun dengan tali rafiah yang Hari ambil dari warung Udin. "lo semua,,jangan ganggu tuh cewek !!", kata orang itu.

"oh,,lo mao jadi jagoan lo yee,,", kata Hari yang bergabung dengan Udin, Bagus, dan Narjo. "nyari mati die,,kite matiin aje nih orang,,biar kite bisa ngentotin perawan,,". "Gus,,Jo,,maju lo bedua,,hajar ampe mampus nih jagoan kemaleman,,", perintah Hari. "oke bos,,", jawab Bagus & Narjo maju mendekat ke orang itu. Bagus menyerang duluan, dia melayangkan tinju kanannya ke arah orang itu. Orang itu menangkis dengan tangan kanannya, lalu segera menendang perut Bagus dengan cepat. Meski hanya 1 kali tendangan, Bagus langsung sujud sambil memegangi perutnya dan meringis kesakitan.

Narjo menyerang orang itu dari belakang dengan melayangkan sebuah pukulan. Tapi, dengan cekatan orang itu menghindar ke kiri lalu menggerakkan siku tangan kanannya untuk mengenai perut Narjo. Narjo langsung kesakitan karena hantaman siku orang itu begitu kuat. Orang itu langsung melakukan tendangan berputar ke belakang dan mengenai wajah Narjo sehingga Narjo langsung terlempar ke samping.

"sialan lo !!", Hari & Udin langsung maju menyerang orang itu. Tapi, orang itu melayangkan 2 jurus tendangan saja, Udin dan Hari langsung kesakitan. "awas lo ye,,!!", ancem Hari sambil kabur. Udin, Bagus, dan Narjo juga lari dengan sangat kencang. Orang itu mendekati Anggun yang tidak berbusana dan tidak berdaya karena kaki & tangannya terikat ke bangku.

"lo gak apa-apa?", kata orang itu sambil melepaskan ikatan di kaki dan tangan Anggun. "terima kasih,,", jawab Anggun masih lemah. "nih,,pake jaket gue,,", orang itu memakaikan jaketnya ke Anggun setelah Anggun duduk di bangku. "terima kasih Mas,,". "kenalin nama gue Eno,,". "nama saya Anggun,,". Ternyata, Eno adalah sabuk hitam dalam Taekwondo sehingga tidak heran dia mengalahkan 4 orang tadi dengan sangat mudah meskipun wajah Eno tidak mendekati kata ganteng sedikit pun.

"ngapain lo malem-malem ada di luar?". "saya baru dateng dari desa Mas,,". "oh,,pantes aja,,mukanya masih lugu,,terus sekarang mana celana kamu? masa gak pake celana kayak gini,,". "gak tau Mas,,". "yaudah,,lo pake celana training gue aja,,", kata Eno menyerahkan celana trainingnya yang dia ambil dari dalam tasnya. "makasih Mas,,". "lo mau kemana sekarang?". "mm,,saya mau ke rumah saudara saya,,", Anggun berbohong.

"mau gue anter?". "ah,,gak usah Mas,,saya jalan sendiri saja,,", Anggun menolak tawaran dari Eno karena dia sudah tidak percaya kepada laki-laki. "yaudah,,tapi gue anterin ke tempat yang lebih rame ya?". "apa gak ngerepotin?". "gak apa-apa,,yuk,,". Eno berjalan ke motornya yang diparkir agak jauh dari warung. Anggun memakai celana training Eno sehingga akhirnya, vagina Anggun tertutup juga. Eno datang mendekati Anggun dengan mengendarai motornya. "ayo,,naik,,". "iya Mas,,". Anggun naik membonceng di belakang lalu Eno memacu motornya menjauhi warung itu menuju ke tempat yang lebih ramai.
"makasih ya Mas,,", Anggun turun dari motor. "lo gak pake alas kaki ya dari tadi?". "iya,,Mas,,ilang,,". "oh,,kalo gitu pake sendal gue aja,,nih,,". "ntar Mas gimana?". "udah,,gak apa-apa,,pake aja,,tapi beneran lo gak apa-apa jalan sendiri?". "iya Mas,,gak apa-apa,,makasih banyak udah nyelametin saya Mas,,".

"yaudah deh,,gue duluan ya,,ati-ati lo,,". Eno pun pergi meninggalkan Anggun karena dia ada urusan penting. Anggun berjalan sendiri lagi, tapi kali ini dia memakai celana untuk menutupi bagian bawah tubuhnya dan sendal untuk melindungi kakinya. Tenaga Anggun tinggal seperempat saja sehingga Anggun hanya mengikuti kakinya tanpa tau arah & tujuan. Kakinya membawa Anggun ke sebuah komplek perumahan yang lumayan elit. Seperti komplek lainnya, ada pos satpam dan portal sebelum masuk ke komplek, tapi kelihatannya satpamnya sedang tidak ada.

Anggun masuk ke daerah komplek itu dengan langkah gontai karena dia sudah sangat lemas. Battery empty, please recharge. Tenaga Anggun sudah benar-benar tidak tersisa lagi kali ini sehingga Anggun jatuh pingsan di depan sebuah rumah yang besar. Dengan mata yang samar-samar, Anggun melihat ada seseorang yang mengangkat tubuhnya. Setelah itu, Anggun sudah tak sadarkan diri.

Saat bangun, Anggun sudah berada di atas ranjang yang sangat empuk. Dia meregangkan tubuhnya alias ngulet. Battery full. Badan Anggun sudah benar-benar segar sehabis tidur sehingga Anggun memutuskan untuk bangun dari ranjang. Kamar itu begitu besar, luas, dan penuh dengan barang yang keliatannya mahal. Anggun tidak berani menyentuh apa-apa karena takut ada yang pecah.

Anggina berjalan menuju ke pintu kamar yang sangat besar. Anggun membuka pintu kamar itu dan berjalan keluar dari kamar. Anggun menjelajahi rumah yang lumayan besar itu dan mencari si pemilik rumah yang mungkin tadi telah membawanya masuk ke dalam rumah. Tapi, meski dicari kemana-mana, Anggun tidak menemukan siapa-siapa di rumah itu. Jadi, Anggun hanya duduk di sofa yang ada di ruang tamu. Tiba-tiba Anggun mendengar suara pintu terbuka.

Seorang bapak masuk ke dalam ruang tamu. "eh,,kamu udah bangun?". "bapak siapa?", tanya Anggun ketakutan. "nama bapak,,Diriman,,kamu?". "nama saya Anggun,,kenapa saya ada disini?". "tadi kamu pingsan di depan rumah bapak,,jadi bapak bawa kamu ke dalem rumah,,". "maaf,,saya ngerepotin bapak,,". "kenapa nak Anggun bisa pingsan?". "saya kesasar,,". "oh,,kalo gitu,,nak Anggun tinggal disini aja dulu,,". "aduh,,maaf pak,,saya gak mau ngerepotin,,". "gak apa-apa,,pasti kamu lapar,,udah lah,,malem ini nak Anggun tinggal disini dulu,,". "tapi kalau saya tinggal disini,,apa istri bapak gak apa-apa?".

"oh,,nak Anggun tenang saja,,istri bapak sudah gak ada,,". "oh,,maaf Pak,,saya gak bermaksud,,". "ah,,gak apa-apa,,ayo nak Anggun,,kita makan,,". "gak usah Pak,,". "kruukk,,,~~", bunyi dari perut Anggun yang keroncongan membuat Anggun tersipu malu.

"tuh kan,,udah ayo kita makan,,", Pak Dirman menarik tangan kanan Anggun dan membawanya ke ruang makan. Sambil berjalan ke ruang makan, pikiran Anggun bercabang menjadi 2. Yang satu, Anggun deg-degan dan khawatir dengan Pak Dirman yang duda karena Anggun teringat kejadian bersama ayah angkatnya.

Sedangkan, pikiran Anggun yang lain mengatakan kalau dia pergi malam ini, dia bakal kelaparan dan mungkin dia akan diperkosa oleh preman-preman yang sedang mabok. Jadi,Anggun telah memilih untuk tinggal di rumah itu untuk semalam.

"gue nginep disini dulu deh,,kayaknya ni bapak gak punya pikiran macem-macem,,", pikir Anggun. Pak Dirman memang terlihat seperti bapak yang baik, tapi who knows?. "makanan sudah siap Pak,,", sapa orang yang ada di dekat meja makan.

"oh,,makasih To,,kamu sudah makan, To?". "saya mah gampang, Pak,,saya permisi dulu ke belakang ya Pak,,". Parto berjalan keluar dari dapur. "ayo,,nak Anggun,,mari makan,,". "gak apa-apa nih Pak Dirman?". "gak apa-apa,,hayo cepet,,mumpung masih anget,,". Pak Dirman duduk lebih dulu, disusul Anggun yang masih agak malu-malu duduk di meja makan. "ayo Anggun,,gak usah malu-malu,,ayo makan,,".

"iya Pak,,". Pak Dirman mulai mengambil makanan sedangkan Anggun hanya sedikit mengambil makanan karena Anggun masih agak malu-malu. "mm,,Pak Dirman,,saya boleh numpang ke kamar kecil?". "oh boleh,,nak Anggun terus aja terus belok kiri,,nah ruangan yang ada di kanan,,itu wc,,". "makasih Pak,,saya permisi dulu,,". "oh ya,,ya,,silakan,,". Anggun mengikuti arahan petunjuk dari Pak Dirman sehingga dia bisa menemukan kamar mandi. Setelah buang air kecil, Anggun mencuci tangannya di wastafel sambil menatap kaca yang ada di depannya.

Anggun melihat bayangan seorang gadis berparas cantik dengan kulit wajah putih merona. Bayangan itu tak lain dan tak bukan adalah dirinya sendiri. Damn, my beautiful face. Anggun berpikir kalau saja wajahnya tidak cantik mungkin hidupnya tidak seperti sekarang, mungkin dia akan hidup bahagia. Tapi, apa mau dikata. Wajah tidak bisa diganti, operasi plastik tidak mungkin Anggun lakukan karena kantongnya hanya berisi angin saja alias boke'. Anggun kembali lagi ke ruang makan dan duduk kembali di bangkunya. "ayo nak,,makan lagi,,". "aduh,,saya udah kenyang Pak,,", kata Anggun sambil meminum sisa air minumnya. "bener nak Anggun udah kenyang? gak mau nambah?".

"makasih,,Pak,,saya udah kenyang banget,,", Anggun merasa matanya berat sekali dan mati-matian melawan rasa kantuk yang tiba-tiba menyerangnya. "padahal gue baru tidur,,kenapa gue udah ngantuk lagi?", tanya Anggun dalam hati. Anggun mengucek-ngucek matanya. "kenapa? nak Anggun ngantuk?". "iya nih Pak,,padahal saya baru istirahat,,". "ya sudah,,Parto !!", Pak Dirman memanggil Parto. Dalam waktu sebentar, Parto sudah datang. "ada apa Pak?".

"tolong antarkan Anggun ke kamarnya,,". "baik, Pak,,". "mari,,nona Anggun,,saya tunjukkan kamarnya,,". "terima kasih Mas Parto,,Pak Dirman,,maaf,,saya tidur duluan,,". "oh,,ya,,gak apa-apa,,nak Anggun emang harus istirahat,,". "saya permisi dulu ya Pak Dirman,,makasih banget,,udah bolehin saya makan,,". "udah,,nak Anggun istirahat sana,,".

Anggun berjalan di belakang Parto menuju ke kamarnya. "disini,,kamarnya nona,,", Parto membuka pintu sebuah kamar yang dalamnya lumayan mewah. "terima kasih,,Mas Parto,,". Anggun masuk ke dalam kamarnya sementara Parto pergi meninggalkan Anggun. "akhirnya,,", baru saja Anggun mengambrukkan tubuhnya ke kasur, dia langsung tertidur. Ternyata, ada yang memasukkan obat tidur ke dalam minuman Anggun.

Obat tidur itu bereaksi dengan cepat, namun hanya sebentar membuat orang tertidur mungkin hanya 1-2 jam saja. Anggun terbangun dan menyadari kalau dia sama sekali tidak bisa menggerakkan kaki & tangannya. Tangan Anggun terikat ke tiang ranjang dan kaki Nirmala Anggun ke tiang ranjang yang lain sehingga kini, Anggun dalam posisi X.

"tolong,,!!", teriak Anggun kencang. Seseorang langsung masuk ke dalam kamar Anggun. "tolong saya,,Pak Dirman", pinta Anggun dengan cemas. Pak Dirman mendekat ke arah Anggun yang telanjang dan terikat ke ranjang. "tolong,,", Anggun berhenti meminta tolong ke Pak Dirman karena dia melihat Pak Dirman tersenyum licik dan tatapan matanya bagai srigala lapar.

"tol,,mmffhh,,", mulut Anggun langsung dibukam oleh Pak Dirman. "gak nyangka,,malem-malem,,dapet rejeki nomplok,,". Pak Dirman naik ke atas ranjang dan duduk di depan selangkangan Anggun yang terbuka lebar. Pak Dirman menindih tubuh Anggun lalu Pak Dirman melepaskan bungkaman di mulut Anggun. Kemuan Pak Dirman langsung membungkam mulut Anggun lagi, tapi kali ini dengan mulutnya. Pak Dirman mengulum bibir atas dan bibir bawah Anggun.

Lalu Pak Dirman melumat bibir Anggun habis-habisan sambil terus memainkan lidahnya di dalam rongga mulut Anggun. 


Anggun
 sadar dia tidak bisa melawan seperti kejadian-kejadian sebelumnya sehingga 



Anggun
 sudah pasrah apa yang akan terjadi nantinya. Pak Dirman benar-benar mencumbu 



Anggun
 sepuas-puasnya karena Pak Dirman terus melumat bibir Anggun dengan sangat bernafsu.

Setelah puas menikmati bibir Anggun, Pak Dirman bangkit dari atas tubuh Anggun. "badan kamu bagus banget,,". "tolonngg !!". "percuma kamu minta tolong,,mending kamu pasrah aja,,". Pak Dirman mencengkram kedua buah payudara Anggun yang bentuknya sangat indah itu. Pak Dirman meremas-remas kedua buah payudara Anggun sambil sesekali mencubit payudara Anggun. Lalu Pak Dirman mendekatkan wajahnya ke payudara Anggun, dia mulai menciumi, menggigiti, mencupangi, dan menjilati kedua buah payudara Anggun beserta putingnya. "oouuummhh,,", sebuah desahan keluar dari mulut Anggun.

Wajah Anggun merah seperti kepiting rebus karena dia tidak bisa menahan malu, tadi dia menolak mati-matian, tapi kini dia malah mengeluarkan desahan karena Anggun tidak bisa mengingkari betapa nikmatnya lidah Pak Dirman yang menari-nari di payudaranya. Pak Dirman menurunkan ciumannya ke perut Anggun. Pak Dirman mencucuk-cucukkan lidahnya ke pusar Anggun. Lalu Pak Dirman menciumi perut Anggun terus ke bawah hingga akhirnya sampai juga di lembah kenikmatan milik Anggun.

"wangi,,wangi sekali,,", komentar Pak Dirman setelah dia menghirup aroma wangi yang semerbak di daerah selangkangan Anggun. Pak Dirman turun dari ranjang, dia membuka ikatan kaki kiri Anggun lalu Pak Dirman mengikat kaki kiri Anggun lebih tinggi lagi kemudian Pak Dirman juga melakukan hal yang sama ke kaki kanan Anggun sehingga sekarang kaki Anggun menjulang ke atas bagai huruf V.

"nah,,kalo gini kan lebih gampang,,". Pak Dirman naik lagi ke atas ranjang dan posisi kepalanya sudah berada di antara paha putih nan mulus Anggun. Pak Dirman memulai dengan mengecup klitoris Anggun berulang kali sehingga sebagai respon, tubuh Anggun menggelinjang.

"sekarang enak kan? makanya,,kamu gak usah ngelawan lagi,,", ejek Pak Dirman. Anggun merasa seperti wanita murahan karena dia begitu menikmati lidah Pak Dirman yang sekarang sudah menjelajahi sekitar vaginanya. "mmmhhh,,", desah Anggun pelan. Pak Dirman melebarkan kedua bibir vagina Anggun sehingga Pak Dirman bisa melihat bagian dalam dari vagina Anggun yang masih terlihat merah menggoda.

"jangan-jangan kamu masih perawan ya? beruntungnya malem ini,,". Lidah Pak Dirman sudah mengaduk-aduk liang vagina Anggun. "ooohhhh,,!!", erang Anggun mendapatkan orgasmenya. Pak Dirman tidak percaya dengan rasa cairan vagina Anggun. Manis, gurih, dan sedikit rasa asin tercampur dengan komposisi yang sangat pas sehingga Pak Dirman mengais-ngais sisa cairan vagina Anggun hingga tak ada sisa setetes pun.

Tonjolan di celana Pak Dirman sudah sangat besar yang menandakan kalau Pak Dirman sudah horny berat. Pak Dirman langsung melucuti pakaian dan celananya sendiri sampai perutnya yang buncit bisa dilihat oleh Anggun. Anggun sangat kaget melihat apa yang mengacung tegak di bawah perut Pak Dirman. Penis pertama yang Anggun lihat adalah penis ayah angkatnya, dan penis Pak Dirman lebih besar. "jangan,,", lirih Anggun pelan. Pak Dirman tidak mengindahkan Anggun, Pak Dirman malah sudah bersiap-siap mencoblos vagina Anggun.

Kepala penis Pak Dirman sudah berada di depan lubang vagina Anggun. "tidaakk,,!!", teriak Anggun dengan suaranya yang lemah lembut. Air mata Anggun mengalir dari kedua matanya karena Anggun tau kalau keperawanannya sudah tak terselamatkan lagi karena dia tidak bisa melakukan perlawanan. Pak Dirman mendorong penisnya ke dalam vagina Anggun.

Perlahan tapi pasti, penis Pak Dirman menyusup masuk ke dalam vagina Anggun. "uugghh,,sempithh,,", celoteh Pak Dirman sambil menekan penisnya ke dalam vagina Anggun yang sangat kuat menjepit penis Pak Dirman karena vagina Anggun masih sempit dan rapet..pet..pet. Good bye virginity, welcome paradise. Anggun merasakan ada yang robek di dalam vaginanya. "nngghh,,,", Anggun terus menangis sambil meringis kesakitan yang luar biasa karena Anggun merasakan vaginanya seperti terbakar dan melebar hingga semaksimal mungkin.

Penis Pak Dirman sudah sepenuhnya berada di dalam vagina Anggun, Pak Dirman merasakan liang vagina Anggun memijit & menjepit penisnya dengan sangat kuat. "oohh,,enak banget,,", desah Pak Dirman. Lalu Pak Dirman melihat ke arah penisnya, ada sedikit darah yang menyelip keluar dari vagina Anggun. "ternyata,,kamu bener-bener masih perawan ya,,gak nyangka,,saya beruntung banget malam ini,,".

Anggun hanya menangis saja. "kalo gitu,,maennya pelan-pelan aja ya,,". Pak Dirman mulai memaju-mundurkan pinggulnya dengan sangat pelan. "heenngghh,,", Anggun masih merasakan pedih sekaligus sedih. Sekarang penis Pak Dirman keluar masuk vagina Anggun lebih cepat dari sebelumnya dan terus bertambah cepat hingga mungkin 8 kali/detik. Sambil mengaduk-aduk vagina Anggun yang luar biasa sempit itu, Pak Dirman membelai kedua buah payudara Anggun dengan lidahnya. "uummmhhh,,", Anggun mendesah karena rasa pedih yang dia rasakan sudah hilang sehingga hanya tinggal rasa nikmat saja yang Anggun rasakan.

Air mata Anggun pun sudah tidak keluar lagi karena mata Anggun sudah kering. "nah,,mulai enak ya?", ejek Pak Dirman melihat Anggun yang mulai keenakan. Rasa malu dan hina menyerang Anggun sehingga Anggun menolehkan kepalanya ke kiri dan menutup matanya, tapi Anggun tidak bisa berhenti mendesah karena itu adalah lolongan jiwanya. Pak Dirman menciumi leher Anggun membuat Anggun merinding karena geli.

"aaahhh,,", aliran listrik menjalar di sekujur tubuh Anggun yang menandakan kalau dia sudah mencapai orgasme pertamanya. "ccppllkk,,ccppllkk,,", suara penis Pak Dirman yang keluar masuk vagina Anggun yang kini sudah becek gara-gara cairan vagina Anggun sendiri. Jepitan vagina Anggun dan rasa hangat dari cairan vagina Anggun membuat Pak Dirman betah membiarkan penisnya berlama-lama di dalam vagina Anggun sehingga Pak Dirman menggenjot vagina Anggun dengan tempo yang lambat.

"ooohh,,yeesshh,,", erang Pak Dirman karena dia sedang menembaki rahim Anggun dengan spermanya. Pak Dirman benar-benar puas menikmati permainannya dengan Anggun yang baru saja selesai. Meskipun berkeringat, tapi tubuh Anggun tetap mengeluarkan aroma wangi yang enak untuk dihirup. "ploop,,", Pak Dirman mencabut penisnya dari vagina Anggun. Cairan merah muda langsung meleleh keluar dari vagina Anggun.

Cairan merah muda itu dihasilkan dari campuran darah keperawanan Anggun cairan vagina Anggun, dan sperma Pak Dirman yang tercampur dengan rata di dalam vagina Anggun. "wah,,udah jam 2 malem,,besok harus bangun pagi,,kita lanjutin besok ya,,hehe", kata Pak Dirman sambil mencubit pipi Anggun yang halus itu. Lalu Pak Dirman meninggalkan Anggun yang masih terikat ke ranjang. Anggun menangis lagi karena keperawanannya baru saja direnggut oleh Pak Dirman, orang yang baru saja dia kenal, mending kalau ganteng, wajah Pak Dirman sama sekali tidak ada sisi bagusnya.

Pak Dirman kembali lagi ke kamar Anggun. "saya lupa,,". Pak Dirman memegang dildo yang besar di tangan kanannya dan memegang lakban serta gunting di tangan kirinya. Pak Dirman mendekat ke Anggun, lalu Pak Dirman menancapkan dildo ke vagina Anggun. "nnghh,,", Anggun menahan pedih karena dildo itu lumayan besar. Batang dildo itu sudah tertanam di dalam vagina Anggun, lalu Pak Dirman menekan tombol on yang ada di pangkal dildo.

"mmmhhh,,", Anggun mendesah ketika dildo itu mulai bergerak-gerak dan berputar-putar di dalam vaginanya. Pak Dirman menutupi pegangan dildo itu dengan lakban secara horizontal & vertical sehingga membentuk tanda '+'. "selamat tidur ya,,bidadari cantik,,hehe,,", Pak Dirman meninggalkan Anggun yang terikat ke ranjang dengan dildo yang mengobok-obok vagina Anggun.

Orgasme demi orgasme Anggun dapatkan dari dildo yang terus mengobok-obok vaginanya semalaman sampai-sampai tenaga Anggun habis sehingga Anggun pun pingsan. Lakban membuat dildo itu tidak bisa bergerak kemana-mana sehingga dildo itu tertancap di vagina Anggun sampai keesokan pagi. Tiba-tiba pintu kamar Anggun terbuka, dan masuklah seseorang yang sudah tidak asing lagi ke dalam kamar Anggun.

"hehehe,,", orang itu tersenyum licik melihat tubuh putih mulus Anggun yang terbaring lemah & tidak berdaya di atas ranjang.

ADUQ | POKER | BANDARQ | DOMINO99 | CAPSA SUSUN | BANDAR POKER

0 komentar:

Posting Komentar