This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kamis, 25 Agustus 2016

VIPBANDARQ | Agen KartuQQ | Situs Judi | Poker Terbaru | Capsa Game | Game Poker Gaya Seks Anak Muda

Gaya Seks Anak Muda
VIPBANDARQ.COM

Beberapa peragaan seks yang di lakukan anak muda di sebuah Hotel ternama:
1.SPOM
Agen KartuQQ
2.Ngendok'ngendongan

Situs Judi
3.Gesek'Gesek
Poker Terbaru
4.Dogy
Capsa Game
5.Stylish
Game Poker
ADUQ | POKER | BANDARQ | DOMINO99 | CAPSA SUSUN | BANDAR POKER

VIPBANDARQ | Agen KartuQQ | Situs Judi | Poker Terbaru | Capsa Game | Game Poker Pembantu Yang Menggodaku

Pembantu Yang Menggodaku
Agen KartuQQ

VIPBANDARQ.COM Malam itu aku menginap di rumah Mbak Nulur, karena saking ngantuknya aku tertidur di atas sofa. Sekitar jam 4 pagi aku terbangun, aku masih dalam keadaan telanjang bulat tapi tertutup selimut, tapi Mbak Nulur sudah tidak ada di sofa ah mungkin, dia pindah ke kamarnya dan tidur bareng anaknya.

Aku berdiri dan mencari celanaku karena suasana gelap aku menghidupkan lampu. Saat lampu menyala ada suara seorang wanita menjerit, ternyata seorang perempuan masih remaja umurnya sekitar 15 tahun, dia kaget mungkin karena melihatku telanjang bulat, aku menutup mulutku dengan jariku, maksudnya menyuruhnya diam.
Kudekati dia, kujelaskan bahwa aku temannya Mbak Nulur, semalam aku menginap disini, diapun memahami dan memberitahuku bahwa dia spontan kaget karena belum pernah melihat pria dewasa telanjang, katanya dia adalah pembantunya Mbak Nulur, namanya Uci. Uci tidak sekolah semenjak lulus SMP, dia ikut Mbak Nulur baru sekitar 3 bulan. Aku Tanya dia kenapa kaget melihat aku telanjang memangnya belum pernah punya pacar. Dia mengaku sudah punya pacar tapi belum pernah melihatnya telanjang.
Kutanya lagi, terus kalau pacaran ngapain, jawabnya jujur katanya pernah ciuman dan diraba-raba susunya oleh pacarnya, tapi belum pernah sampai telanjang bulat. Ah berarti masih perawan? Dia menganggukkan kepala dengan malu-malu. Kuperhatikan matanya sedikit melirik ke arah anu ku tapi masih malu-malu. Aku pura-pura tidak tahu dan cuek saja serta sengaja tidak segera mengenakan celanaku. Aku masih telanjang bulat dan memintanya untuk mengambilkan celanaku, aku duduk di ruang makan yang hanya berbatas sebuah bifet dari ruang tamu.
Dia membawakan pakaianku dan perlahan aku ambil celana dalamku aku sengaja memakainya di depan Uci. Dia melewatiku menuju ke dapur sambil melirik ke arah anu ku lagi. Dia tidak melihat di depannya ada baju dan celanaku, dia tersandung gesperku dan tertanting ingin jatuh, aku langsung menangkap tangannya, dan menarik tubuhnya hingga aku sendiri hampir saja ikut jatuh. Dengan kondisi itu tak sengaja kami sedikit berpelukan, wajahnya dan wajahku dekat sekali, aku ingin menciumnya tapi masih takut.
Kulepaskan pelan tubuhnya dia menyempurnakan berdirinya aku juga, tapi tak sengaja tangannya menyentuh anu ku, dia minta maaf, aku tersenyum dan malah menyuruhnya menyentuh lagi, dia tersipu malu, aku mengambil tangannya dan kuarahkan ke anu ku, ayolah Uci, ga papa, ga usah malu, katanya kamu belum pernah lihat anu kan? Sekarang kamu boleh pegang sepuasnya, dia malu dan menutup matanya dengan tangan kirinya, sementara tangan kanannya dengan malu memegang anu ku.
Akupun merasa nikmat disentuh oleh tangan seorang ABG, kuarahkan tangannya maju mundur mengurut anu ku, kuajari dia cara mengocok anu ku. Dia kemudian terus mengurut-urut anu ku perlahan tapi malu untuk melihatnya, tapi biarlah yang penting aku merasakan nikmatnya diurut sama tangan yang masih halus, meski pembantu tapi dia lumayan cantik, mungkin kalau dia anak orang kaya dan terawat rajin ke salon, wajahnya tak kalah cantik dibanding Cinta Laura. Kulitnya kuning langsat, bersih, dadanya besar untuk ukuran anak remaja, pantatnya juga seksi dan montok.
Kulihat dia sepertinya menikmati untuk terus mengurut-urut anu ku, sekarang dia mulai tidak malu melihat anu ku, tangan kiri yang tadinya buat menutup matanya, kini kutarik ke leherku. Sehingga kamipun semakin berdekatan, kutarik pinggulnya kudekatkan tubuhnya ke tubuhku, dadanya menyentuh dadaku, jantungnya berdebar, dia sepertinya agak takut. Kubisikkan ke telinganya, ke kamarmu yuk, ga enak kalau disini entar Mbak Nulur bangun, entar aku ajarin yang lebih enak. Tanpa banyak protes, dia berjalan menuju kamarnya aku mengikutinya dari belakang, kuperhatikan bokongnya yang begitu sintal, pahanya yang begitu mulus nampak terlihat karena dia mengenakan baju tidur terusan dan panjang roknya di atas lutut. Warnanya juga transaparan dan tipis sehingga tali BHnya dan juga celana dalamnya samar-samar terlihat.
Sesampai di kamarnya kututup pintu dan aku kunci dari dalam. Aku menyandarkan tubuhku di depan pintu kutarik tubuhnya dan kembali kuambil tangannya untuk terus mengocok-ngocok anu ku, kini tubuhnya bersandar di tubuhku, sambil terus mengocok anu ku, tapi gerakan mengocoknya masih sangat pelan dan lembut, mungkin karena baru pertama tapi aku malah menikmatinya.
Tolong diemut dong anu ku, dia menggelengkan kepala, kupegang kepalanya dan kududukkan di depanku, kuarahkan anu ku ke mulutnya, kutekan pipinya agar mulutnya terbuka dan perlahan kumasukkan anu ku ke dalam mulutnya, dia masih terlihat risih dan malu, tapi beberapa saat anu ku sempat masuk juga dalam mulutnya meski sebentar, tapi aku gak mau memaksa karena ini pengalaman pertama baginya. Kutarik tubuhnya dan kupeluk erat, kemudian perlahan kucium bibirnya, dia cantik juga meski pembantu aku tidak risih mencium bibirnya, karena menurutku Uci cantik juga dan aku beruntung seandainya Uci mau aku entot, soalnya dia masih perawan.
Kupeluk tubuhnya erat, dan kuciumi bibirnya sementara tanganku mulai aktif menggerayang ke pantatnya, dari belakang kuangkat dasternya, sehingga aku menemukan lipatan celana dalamnya, kuselipkan tanganku dan kuremas-remas pantatnya, tangannya menahan tanganku, tapi aku cuek saja sambil terus meremas-remas pantatnya, perlahan kuturunkan celana dalamnya sambil terus kuremas dan kutarik pantatnya ke depan, sehingga anu ku sekarang bersentuhan dengan memeknya, tangannya berhenti mengocok anu ku kemudian memegang pinggulku, kutarik tangannya ke atas leherku agar tidak mengganggu anu ku yang sedang menyentuhnya memeknya yang mulai terasa hangat, kuangkat tubuhnya dengan sedikit kugendong, sehingga anu ku tepat berada di depan lubang memeknya, kugesek-gesekkan anu ku ke memeknya, kudorong dia hingga sebelah tempat tidur, dan kurebahkan dia di atas kasur sekalian aku menindihnya, kugesek-gesekkan semakin cepat anu ku, dia terpejam, kunaikkan dasternya ke atas hingga terbuka kedua belah dadanya, kulepas BHnya, dan kulum-kulum putingnya, Uci diam dan terus memejamkan matanya.
Aku tak menyia-nyiakan kesempatan itu, takut terlalu lama pemanasan malah nanti Uci sadar dan berhenti melayani nafsu bejatku, aku langsung membuka pahanya lebar-lebar, kulihat vaginanya yang mungil terlihat hanya seperti daging dengan garis tipis di bagian tengah, tidak ada rambut sama sekali, itilnya juga belum nampak keluar, kuarahkan anu ku ke pintu memeknya, kugesek-gesek dengan bantuan tanganku sambil mencari lubang senggamanya, setelah ketemu kudorong anu ku masuk ke dalam, tapi susah kutarik lagi dan kudorong pelan lagi, kini kepala anu ku sudah mulai masuk ke memek Uci, kukeluarkan pelan dan coba kudorong lebih ke dalam lagi, Uci memelukku erat dan minta kepadaku untuk pelan-pelan, sakit katanya.
Kukeluarkan lagi perlahan dan coba kumasukkan lagi, tapi memang memeknya kecil dan sempit, tapi anu ku sudah merasakan sedikit kehangatan, kugoyangkan pantatkan naik kemudian turun sehingga anu ku sudah agak lebih ke dalam lagi, sepertinya anu ku menyentuh sesuatu, mungkin ini selaput dara, aku semakin hati-hati menggoyangkan pantatku, kasihan kalau Uci kesakitan, kemudian aku mengeluarkan anu ku.
Aku ambil bantal di samping Uci kuletakkan di bawah pantat Ulfa, dengan posisi seperti ini perut dan memek Uci terangkat naik, ini akan membantuku memasukkan anu ku jauh lebih dalam di dinding memek Uci, kembali kuarahkan batang penisku ke memek Uci, kumasukkan setengah dan menyentuh lagi selaput dara yang tadi belum berhasil kutembus, kudorong lebih dalam dengan hati-hati, tubuh Uci menegang kedua tangannya menggenggam erat ujung bantal, matanya terpejam seperti menahan sakit.
Ku beri tenaga sedikit dibantu dorongan pantatku, dan slep… aku berhasil menembus selaput dara Uci, dan anu ku merasakan sensasi dari kehangatan yang luar biasa, aku berhasil menembus benteng pertahanan dari dinding vagina Uci. ah… benar-benar nikmat, aku kemudian mengocok-ngocok anu ku keluar masuk vagina Uci, dinding vagina yang begitu sempit membuat anu ku mendapatkan kenikmatan yang begitu hebat, kulihat Uci mengeluarkan air mata, mungkin karena tadi merasakan sakit, tapi sekarang dia mulai ikut sedikit menggoyangkan pantatnya, oh dia sudah menikmati permainanku. Tiba-tiba ohhhh….
Ternyata memek perawan ini membuat benteng pertahananku tidak terbendung, hanya beberapa menit berada di dalam memek Uci spermaku sudah mau keluar, secepatnya kutarik anu ku dan kugesek-gesekkan di paha Uci yang mulus, kugesek-gesek terus dan ohhhh spermaku muncrat juga….
Croootttt….. ohhhhh nikmat sekali, aku puas sekali malam ini, aku telah berhasil merenggut keperawanan Uci, memek nya nikmat sekali, ahhhh terima kasih Uci. aku kembali mengenakan pakaianku, kulihat Uci masih terdiam terkapar lemas tak berdaya, perlahan aku keluar dari kamar, dan melanjutkan tidur lagi di atas sofa, takut mbak Nulur besok pagi terbangun, kalau aku masih di kamar Uci, wah apa kata dunia?
Kutarik selimutku dan kembali tidur, tapi aku membayangkan betapa nikmatnya memek perawan, oh terima kasih Uci.

ADUQ | POKER | BANDARQ | DOMINO99 | CAPSA SUSUN | BANDAR POKER

VIPBANDARQ | Agen KartuQQ | Situs Judi | Poker Terbaru | Capsa Game | Game Poker Warga Tebing tinggi, Bonyok Bro!!!

Warga Tebing tinggi, Bonyok Bro!!!
Agen KartuQQ

VIPBANDARQ.COM - Medan warga tebing tinggi, Nanda Lubis (28) hampir mati digebuki warga jalan jamin Ginting, kelurahan Kwala bekala, Medan Johor, Kamis(25/08/2016). Kenapa rupanya???


Sopir mobil rental ini dimasa usai gagal merampok toko bu hera. Awalnya, pelaku pura'pura
sabun cream pencuci piring. Pemilik toko, Christine Sapya Beru Tarigan (33), memberikan barang yang dibeli pelaku.

Begitu korban mendekat, pelaku lansung memiting dan menempelkan sangkur ke leharnya sambil berkata , "Kalau begini, bagaimana?''.  Tak ingin jadi korban perampokan dan mati sia'sia korban lalu berteriak minta tolong.

Jeritan kerban membuat pelaku emosi. ia lalu mencekik leher korban dan membantingnya ditumpukan karung beras. Puluhan warga yang mendengar teriakan korban lansung berdatangan. Melihat banyak warga yang datang, pelaku berusaha kabur. Namun langkahnya terhenti, karena warga sudah mengepungnya.

Tanpa ampun, warga lansung memukulinya hingga babak belur. Setelah pelaku terkapar, warga lalu menghubungi Polsek Delitua dan menyerahkan pelaku untuk diproses hukum.

"Tersangka kini sudah mengancam korban dengan sangkul. Korban lantas menjerit hinggah menggundang perhatian warga. Untuk tersangka dijerat pasal 365 KUHP pidana subsider pasal 335 ayat 1, ancaman 9 tahun penjara'' Kata kapolsek delitua AKP Wira Prayatna didampingi kanit reskrim IPTU Jonathan Hutagalung.

ADUQ | POKER | BANDARQ | DOMINO99 | CAPSA SUSUN | BANDAR POKER

Rabu, 24 Agustus 2016

VIPBANDARQ | Agen KartuQQ | Situs Judi | Poker Terbaru | Capsa Game | Game Poker PECAH PERAWAN Q

PECAH PERAWAN Q
Agen KartuQQ

VIPBANDARQ.COMKenalkan nama saya Niko (nggak nama sebenarnya). Umur 24 tahun dan sekarang lagi kuliah di Kediri. Aku termasuk cowok yang populer di kampus (sekeren namaku). Tapi aku punya kelemahan, saat ini aku udah nggak perjaka lagi (emang sekarang udah nggak jamannya keperjakaan diutamakan). Nah, hilangnya perjakaku ini yang pengin aku ceritakan.

Aku punya banyak cewek. Diantaranya banyak cewek itu yang paling aku sukai adalah Lisa. Tapi dalam kisah ini bukan Lisa tokoh utamanya. sebab hilangnya perjakaku nggak ada sangkut pautnya sama Lisa. Malah waktu itu aku aku lagi marahan sama doi.

Waktu itu aku nganggap Lisa nggak bener-bener sayang sama aku. Aku lagi jutek banget sama dia. Habisnya udah lima bulan pacaran, masak Lisa hanya ngasih sun pipi doang. Ceritanya pas aku ngapel ke tempat kostnya, aku ngajakin dia ML. Habis aku pengin banget sih. (keseringan mantengin VCD parto kali yee…). Tapi si Lisa menolak mentah-mentah. Malahan aku diceramahin, busyet dah!

Makanya malam minggu itu aku nggak ngapel (ceritanya ngambek). Aku cuman duduk-duduk sambil gitaran di teras kamar kostku. Semua teman kostku pada ngapel atau entah nglayap kemana. Rumah induk yang kebetulan bersebelahan dengan rumah kost agak sepi. Sebab sejak tadi sore ibu kost dan bapak pergi ke kondangan.

Putri tertua mereka, Merry sudah dijemput pacarnya sejam yang lalu. Sedang Monica, adiknya Merry entah nglayap kemana. Yang ada tinggal Meimei, si bungsu dan Erin, sepupunya yang kebetulan lagi berkunjung ke rumah oomnya. Terdengar irama lagu India dari dalam rumah induk, pasti mereka lagi asyik menonton Gala Bollywood. Nggak tahu, entah karena suaraku merdu atau mungkin karena suaraku fals plus berisik, Maya datang menghampiriku.

Lagi nggak ngapel nih, Mas Niko?” sapanya ramah (perlu diketahui kalau Meimei memang orangnya ramah banget)
“Ngapel sama siapa, Mei?” jawabku sambil terus memainkan Sialannya Cokelat.
“Ah… Mas Niko ini pura-pura lupa sama pacarnya.”

Gadis itu duduk di sampingku (ketika dia duduk sebagian paha mulusnya terlihat sebab Mei cuman pakai kulot sebatas lutut). Aku cuman tersenyum kecut.

“Udah putus aku sama dia.” jawabku kemudian.

Nggak tahu deh, tapi aku menangkap ada yang aneh dari gelagat Mei. Gadis 14 tahun itu nampaknya senang mendengar aku putus. Tapi dia berusaha menutup-nutupinya.

“Yah, kacian deh… habis putus sama pacar ya?” godanya. “Kayaknya bete banget lagunya.”
Aku menghentikan petikan gitarku.
“Yah, gimana ya… kayaknya aku lebih suka sama Mei deh ketimbang sama dia.”

Nah lo! Kentara benar perubahan wajahnya. Gadis berkulit langsep agak gelap itu merah mukanya. aku segera berpikir, apa bener ya gosip yang beredar di tempat kost ini kalo si Mei ada mau sama aku.

“Mei, kok diam aja? Malu yah…”

Meimei melirik ke arahku dengan manja. Tiba-tiba saja batinku ngrasani, gadis yang duduk di sampingku ini manis juga yah. Masih duduk di kelas dua smp tapi kok perawakannya udah kayak anak sma aja. Tinggi langsing semampai, bodinya bibit-bibit peragawati, payudaranya… waduh kok besar juga ya.

Tiba-tiba saja jantungku berdebar memandangi tubuh Mei yang cuman pakai kaos ketat tanpa lengan itu. Belahan dadanya sedikit tampak diantara kancing-kancing manisnya. Ih, ereksiku naik waktu melirik pahanya yang makin kelihatan. Kulit paha itu ditumbuhi bulu-bulu halus tapi cukup lebat seukuran cewek.

“Mas, daripada nganggur gimana kalo Mas Niko bantu aku ngerjain peer bahasa inggris?”
“Yah Mei, malam minggu kok ngerjain peer? Mendingan pacaran sama Mas Niko, iya nggak?” pancingku.
“Ah, Mas Nico ini bisa aja godain Mei..”

Meimei mencubit pahaku sekilas. Siir.. Wuih, kok rasanya begini. Gimana nih, aku kok kayak-kayak nafsu sama ini bocah. Waduh, penisku kok bangun yah?

“Mau nggak Mas, tolongin Mie?”
“Ada upahnya nggak?”
“Iiih, dimintai tolong kok minta upah sih…”
Cubitan kecil Mei kembali memburu di pahaku. Siiiir… kok malah tambah merinding begini ya?
“Kalau diupah sun sih Mas Niko mau loh.” pancingku sekali lagi.
“Aah… Mas Niko nakal deh…”

Sekali lagi Mei mencubit pahaku. Kali ini aku menahan tangan Mei biar tetap di pahaku. Busyet, gadis itu nggak nolak loh. Dia cuman diam sambil menahan malu.

“Ya udah, Mei ambil bukunya trus ngerjain peernya di kamar Mas Niko aja. Nanti tak bantu ngerjain peer, tak kasih bonus pelajaran pacaran mau?”

Gadis itu cuman senyum saja kemudian masuk rumah induk. Asyik… pasti deh dia mau. Benar saja, nggak sampai dua menit aku sudah bisa menggiringnya ke kamar kostku. Kami terpaksa duduk di ranjang yang cuman satu-satunya di kamar itu. Pintu sudah aku tutup, tapi nggak aku kunci. Aku sengaja nggak segera membantunya ngerjain peer, aku ajak aja dia ngobrol.

“Sudah bilang sama Erin kalo kamu kemari?”
“Iya sudah, aku bilang ke tempat Mas Niko.”
“Trus si Erin gimana? Nggak marah?”
“Ya enggak, ngapain marah.”
“Sendirian dong dia?”

“Mas Niko kok nanyain Erin mulu sih? Sukanya sama Erin ya?” ujar Mei merajuk.
“Yee… Mei marah. Cemburu ya?”
Mei merengut, tapi sebentar sudah tidak lagi. Dibuka-bukanya buku yang dia bawa dari rumah induk.

“Mei udah punya pacar belum?”tanyaku memancing.
“Belum tuh.”
“Pacaran juga belum pernah?”
“Katanya Mas Niko mau ngajarin Maya pacaran.” balas Mei.
“Mei bener mau?” Gayung bersambut nih, pikirku.
“Pacaran itu dasarnya harus ada suka.” lanjutku ketika kulihar Mei tertunduk malu. “Mei suka sama mas Niko?”

Meimei memandangku penuh arti. Matanya seakan ingin bersorak mengiyakan pertanyaanku. tapi aku butuh jawaban yang bisa didengar. Aku duduk merapat pada Mei.

“Mei suka sama Mas Niko?” ulangku.
“Iya.” gumamnya lirih.
Bener!! Dia suka sama aku. Kalau gitu aku boleh…
“Mas Niko mau ngesun Mei, Mei nurut aja yah…” bisikku ke telinga Mei

Tanganku mengusap rambutnya dan wajah kami makin dekat. Mei menutup matanya lalu membasahi bibirnya (aku bener-bener bersorak sorai). Kemudian bibirku menyentuh bibirnya yang seksi itu, lembut banget. Kulumat bibir bawahnya perlahan tapi penuh dengan hasrat, nafasnya mulai berat. Lumatanku semakin cepat sambil sekali-sekali kugigit bibirnya.

Mmm..muah… kuhisap bibir ranum itu.
“Engh.. emmh..” Mei mulai melenguh.

Nafasnya mulai tak beraturan. Matanya terpejam rapat seakan diantara hitam terbayang lidah-lidah kami yang saling bertarung, dan saling menggigit. Tanganku tanpa harus diperintah sudah menyusup masuk ke balik kaos ketatnya. Kuperas-peras payudara Mei penuh perasaan. ereksiku semakin menyala ketika gundukan hangat itu terasa kenyal di ujung jari-jariku.

Bibirku merayap menyapu leher jenjang Mei. Aku cumbui leher wangi itu. Kupagut sambil kusedot perlahan sambil kutahan beberapa saat. Gigitan kecilku merajang-rajang birahi Mei.

“Engh.. Masss… jangan… aku uuuh…”
Ketika kulepaskan maka nampaklah bekasnya memerah menghias di leher Mei.
“Mei… kaosnya dilepas ya sayang…”

Gadis itu hanya menggangguk. Matanya masih terpejam rapat tapi bibirnya menyunggingkan senyum. Nafasnya memburu. Sambil menahan birahi, kubuka keempat kancing kaos Mei satu persatu dengan tangan kananku.

Sedang tangan kiriku masih terus meremas payudara Mei bergantian dari balik kaos. Tak tega rasanya membiarkan Mei kehilangan kenikmatannya. Jemari Mei menggelitik di dada dan perutku, membuka paksa hem lusuh yang aku kenakan. Aku menggeliat-geliat menahan amukan asmara yang Mei ciptakan.

Kaos pink Mei terjatuh di ranjang. Mataku melebar memandangi dua gundukan manis tertutup kain pink tipis. Kupeluk tubuh Mei dan kembali kuciumi leher jenjang gadis manis itu, aroma wangi dan keringatnya berbaur membuatku semakin bergairah untuk membuat hiasan-hiasan merah di lehernya.Perlahan-lahan kutarik pengait BH-nya, hingga sekali tarik saja BH itupun telah gugur ke ranjang. Dua gundukan daging itupun menghangat di ulu hatiku.

Kubaringkan perlahan-lahan tubuh semampai itu di ranjang. Wow… payudara Mei (yang kira-kira ukuran 34) membengkak. Ujungnya yang merah kecoklatan menggairahkan banget. Beberapa kali aku menelan ludah memandangi payudara Mei. Ketika merasakan tak ada yang kuperbuat, Mei memicingkan mata.

“Mei… adekmu udah gede banget Mei…”
“Udah waktunya dipetik ya mass…”
“Ehem, biar aku yang metik ya Mei…”

Aku berada di atas Mei. Tanganku segera bekerja menciptakan kenikmatan demi kenikmatan di dada Mei.

Putar… putar.. kuusap memutar pentel bengkak itu.
“Auh…Mass.. Aku nggak tahan Mass… kayak kebelet pipis mas..” rintih Mei.

Tak aku hiraukan rintihan itu. Aku segera menyomot payudara Mei dengan mulutku.
“Mmmm… suuup… mmm…” kukenyot-kenyot lalu aku sedot putingnya.
“Mass… sakiit…” rintih Mei sambil memegangi vaginanya.

Sekali lagi tak aku hiraukan rintihan itu. Bagiku menggilir payudara Mei sangat menyenangkan. Justru rintihan-rintihan itu menambah rasa nikmat yang tercipta. Tapi lama kelamaan aku tak tega juga membuat Mei menahan kencing. Jadi aku lorot saja celananya. Dan ternyata CD pink yang dikenakan Mei telah basah.

“Mei kencing di celana ya Mass?”
“Bukan sayang, ini bukan kencing. Cuman lendir vaginamu yang cantik ini.”

Mei tertawa mengikik ketika telapak tanganku kugosok-gogokkan di permukaan vaginanya yang telah basah. Karena geli selakangnya membuka lebar. Vaginanya ditumbuhi bulu lebat yang terawat. Lubang kawin itu mengkilap oleh lendir-lendir kenikmatan Mei. Merah merona, vagina yang masih perawan.

Tak tahan aku melihat ayunya lubang kawin itu. Segera aku keluarkan penisku dari sangkarnya. Kemudian aku jejalkan ke pangkal selakangan yang membuka itu.

“Tahan ya sayang…engh..”
“Aduh… sakiiit mass…”
“Egh… rileks aja….”
“Mas… aah!!!” Mei menjambak rambutku dengan liar.

Slup… batang penisku yang perkasa menembus goa perawan Mei yang masih sempit. Untung saja vagina itu berair jadi nggak terlalu sulit memasukkannya. Perlahan-lahan, dua centi lima centi masih sempit sekali.

“Aduuuh Masss… sakiiit…” rintih Mei.

Aku hentakkan batang penisku sekuat tenaga.
“Jruub…”

Langsung amblas seketika sampai ujungnya menyentuh dinding rahim Mei. Batang penisku berdenyut-denyut sedikit sakit bagai digencet dua tembok tebal. Ujungnya tersentuh sesuatu cairan yang hangat. Aku tarik kembali penisku. Lalu masukkan lagi, keluar lagi begitu berkali-kali. Rasa sakitnya berangsur-angsur hilang.

Aku tuntun penisku bergoyang-goyang.
“Sakit sayang…” kataku.
“Enakkk…eungh…” Mei menyukainya.

Ia pun ikut mengggoyang-goyangkan pantatnya. Makin lama makin keras sampai-sampai ranjang itu berdecit-decit. Sampai-sampai tubuh Mei berayun-ayun. Sampai-sampai kedua gunung kembar Mei melonjak-lonjak. Segera aku tangkap kedua gunung itu dengan tanganku.

“Enggh.. ahhh..” desis Mei ketika tanganku mulai meremas-remasnya.
“Mass aku mau pipis…”
“Pipis aja ei… nggak papa kok.”
“Aaach…!!!”
“Hegh…engh…”
“Suuur… crot.. crot.. ”
Lendir kawin Mei keluar, spermaku juga ikut-ikutan muncrat. Kami telah sama-sama mencapai orgasme.

“Ah…” lega. Kutarik kembali penisku nan perkasa. Darah perawan Mei menempel di ujungnya berbaur dengan maniku dan cairan kawinnya. Kupeluk dan kuciumi gadis yang baru memberiku kepuasan itu. Mei pun terlelap kecapaian.

ADUQ | POKER | BANDARQ | DOMINO99 | CAPSA SUSUN | BANDAR POKER

VIPBANDARQ | Agen KartuQQ | Situs Judi | Poker Terbaru | Capsa Game | Game Poker Cewek Ini Bingung Siapa Ayah Janin yang Dikandungnya

Gara-Gara Pacaran Dengan 2 Orang, Cewek Ini Bingung Siapa Ayah Janin yang Dikandungnya
Agen KartuQQ

Akibat perbuatannya, Klara (nama samaran) harus menanggung beban berat. Gadis ini kini hamil dan tak tahu siapa ayah janin yang dikandungnya. Hal ini lantaran ia menjalin hubungan pacaran dengan dua pemuda sekaligus yaitu L (22) dan B (24). Klara tak tahu pasti siapa ayah biologis dari janin yang dikandungnya. Di tengah kebingungan ini, akhirnya Klara melaporkan dua pria tersebut ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polresta Samarinda.Akhirnya, hari Minggu (21/8/2016), L dan B pun diamankan pihak berwajib.

Berdasarkan keterangan Klara kepada kepolisian, hubungan badan pertama kali dia lakukan bersama L. Saat dimintai keterangan, L pun membenarkan. "Tapi tidak menjalin hubungan," ungkap L, Senin (22/8/2016).

Warga Jalan AM Sangaji, Kelurahan Bandara, Kecamatan Sungai Pinang mengaku melakukan perbuatan tak senonoh di rumah keluarganya di kawasan Samarinda Utara.

L mengaku, dalam sehari, mereka bisa berhubungan hingga empat kali. Sebelum itu terjadi, L bahkan sempat sesumbar siap bertanggung jawab. Setelah kejadian itu, komunikasi keduanya pun putus.

Saat itu, B langsung menawarkan diri menjadi kekasih. Namun, baru sepekan memadu kasih, B sudah berani mengajak Bibin bersenggama. "Dua kali saya berhubungan," ungkap B. Anehnya, dua pelaku tersebut saling kenal namun sama-sama saling menutupi. Korban sempat meminta pertanggungjawaban kepada masing-masing pelaku.

B mengaku sempat putus komunikasi dengan kekasihnya tersebut. "Padahal saya siap jika disuruh bertanggung jawab," ungkap B.

Kanit PPA Satreskrim Polresta Samarinda AKP Sekar Wijayanti menuturkan, keduanya dikenakan UU Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara.

"Sementara kami tunggu hasil visum. Keduanya resmi tersangka," tegas Sekar.

ADUQ | POKER | BANDARQ | DOMINO99 | CAPSA SUSUN | BANDAR POKER

VIPBANDARQ | Agen KartuQQ | Situs Judi | Poker Terbaru | Capsa Game | Game Poker POLDA SUMUT MENANGKAP 6 ORANG TERSANGKA PEMBUNUHAN RUDI CHANDRA (38)

POLDA SUMUT MENANGKAP 6 ORANG TERSANGKA PEMBUNUHAN RUDI CHANDRA (38)
Agen KartuQQ

VIPBANDARQ.COM – Selasa (23/08/16) DitReskrimum Polda Sumut telah berhasil melakukan penangkapan terhadap 6 orang tersangka pembunuhan Rudi Chandra (38) yang terjadi pada hari kamis 18 agustus 2016 lalu sekitar pukul 15.30 wib di sungai arang dalu dusun V desa bulu cina kec. Hamparan perak kab. Deli serdang.
Vipbandarq.com
Berawal dari pelaku yang berkenalan dengan korban lewat We Chat dimana pelaku menyamakan suaranya seperti perempuan sehingga korban tertarik dan janjian untuk bertemu dikaraoke Inul jalan multatuli. Sesampainya korban di karaoke, pelaku menyuruh pacarnya Nurul Hasanah (19) yang tinggal di PT. Ira Blok D kec. Hamparan kab. Deli serdang, sebagai umpan untuk menemani korban karaoke, setelah selesai berkaraoke mereka pulang dengan mengendarai mobil Toyota Rush, sesampainya di jalan KIM mobil dihadang oleh pelaku bersama 4 orang teman lain nya, mereka msuk dengan mobil dengan paksa dan melakukan perampokan terhadap korban, pelaku meminta agar korban menyerahkan semua hartanya. Mengetahui akan dirampok korban melakukan perlawanan sehingga pelaku melakban mulut korban hingga korban kehabisan nafas, mengetahui korbanya meninggal  pelaku membuang mayat korban disungai arang dalu dusun V desa bulu cina kec. Hamparan perak kab. Deli serdang. Lalu mereka membawa kabur mobil korban beserta seluruh harta korban.


Mengetahui adanya laporan dari warga yang melapor ke Polsek Hamparan Perak mengenai penemuan mayat di sungai arang dalu, dengan cepat Polda Sumut melakukan pencarian terhadap ke-6 tersangka.
Ke-6 tersangka yang sudah diamankan polda sumut yaitu Ari Saputra (23) warga manggaan II mabar, kec. Medan deli kota medan, Muhammad Rifadli (16) warga jalan platina I ling. IX kec. Medan deli kota medan, Nurul Hasanah (19) warga PT. Ira Blok D kec. Hamparan kab. Deli serdang, Agus Salim (39) warga Jalan Yos sudarso ling. I mabar kec. Medan deli, Suriadi Siagian (36) warga Jalan yos sudarso simp. Dobu titi papan kec. Medan deli, Edo Miswanto (24) Warga Jalan Manggaan V lingkungan XIII mabar kec. Medan deli.
Adapun barang bukti yang disita dari para pelaku berupa 8 buah HP, 2 Cincin, 1 Buah kalung, 1 Buah gelang, 1 buah baju kaos dan sepasang sepatu merek star was.
Masing-masing tersangka dikenakan pasal 338 yang berbunyi “Barangsiapa sengaja merampas nyawa orang lain, diancam, karena pembunuhan, dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun”. Hingga saat ini ke-6 tersangka sudah mendekam di bui polda sumut.

ADUQ | POKER  | BANDARQ | DOMINO99 | CAPSA SUSUN | BANDAR POKER

Selasa, 23 Agustus 2016

VIPBANDARQ | Agen KartuQQ | Situs Judi | Poker Terbaru | Capsa Game | Game Poker Sendiri Dirumah (Dip3**osa)

Sendiri Dirumah (Dip3**osa)
Agen KartuQQ
VIPBANDARQ.COM yang menceritakan tentang cewek cantik dan masih abg yang di perkosa oleh segerombolan cowok yang memiliki nafsu birahi yang tinggi. Hal ini menimbulkan gairah seks, karena si cewek memiliki daya tarik yang mengundang nafsu para cowok/lelaki ingin ngentot memek si cewek tersebut. Jangan meniru adegan dalam cerita ini, jika dipaksa, namun jika enak Yah terserah.

Simak kisah mesum Cerita Dewasa Diperkosa Dirumah Sendiri berikut ini.
Lina pulang kerja jalan kaki, jalanan cukup sepi, sementara suara guruh sesekali terdengar. Awan terlihat mendung dilangit malam itu. Cewek yang tingginya sekitar 170 cm, langsing, kakinya juga jenjang banget (
Lina
 waktu itu pake rok yg rada mini) mempercepat jalannya. Pukul 20:00 jalanan diluar rumah Lina, sepi jarang ada mobil yang lewat. Penduduk kota sudah tahu akan ada badai besar malam itu. Kelima berandal yang bertubuh kekar itu mengendap-endap memasuki pekarangan rumah. Mereka mau membalas cewek bertampang melankolis itu yang memergoki mereka mencuri minuman keras tadi,dengan melaporkan satpam. Mereka berencana berpesta memperkosa cewek itu habis-habisan sebagai balasannya.
“Sssstttt…..hati-hati jangan berisik…..ayo sini….” Bisik Milo sambil memberi aba-aba untuk segera maju bersembunyi dikebun rumah Lina yang penuh semak-semak.
Sementara itu Lina tidak mengetahui kalau dirinya diikuti oleh para berandal sejak sepulang kerja tidak menaruh curiga. Cewek itu menyalakan kran air mandi, lalu menuju kekamarnya. Lina menyalakan lagu disco, sambil melepaskan baju kerjanya.
Di kebun para berandal sudah mulai mengendap- endap sambil menyusun rencana untuk masuk ke dalam rumah. Edi dan Jack mendapat tugas mengawasi jalanan, sedangkan Milo membuka pintu depan, Joe dan Billie mencari jalan masuk lewat belakang. Pada saat itu secara tidak sengaja Joe melewati jendela kamar Lina yang lagi membuka baju kerjanya. Roknya berada diatas ranjang, sementara Lina yang tubuhnya cuma terbungkus kemeja kerja dan celana dalam sambil berdisco membuka kancing kemejanya. Joe segera memanggil Billie untuk melihat pemandangan itu. Mereka menelan ludah melihat Lina yang meliuk-liuk merangsang menari disco. Ukuran dadanya yang sekitar 36B keliatan jelas banget belahannya ketika cewek itu sudah melepas kemejanya.
“Wow, Joe…LOOK AT HER TITS….aku ingin segera mencicipi tubuhnya….” Bisik Billie tanpa melepaskan padangan matanya menatap tubuh Lina yang hanya mengenakan baju dalam.

“He…he….he…sabar, Bill…nanti kita cicipi sama-sama, sampai pagi!” sahut Joe yang makin bernapsu melihat hal itu.

Beberapa saat kemudian Diana beranjak menuju kekamar mandi. Sementara itu Milo yang berhasil membuka pintu depan segera memberi aba-aba pada teman-temannya untuk masuk. Para berandal itu sudah memperhitungkan segalanya, mereka mengunci pintu dari dalam sehingga nanti mereka bebas bertindak. Kabel telpon sudah mereka putus, cewek itu tinggal sendirian dan lagi badai yang akan datang sangat menguntungkan rencana mereka. Dengan leluasa mereka masuk ke kamar cewek itu. Jack membuka kulkas, yang lain masuk ke kamar Lina. Edi memeriksa lemari pakaian Lina.
“Hai….lihat apa yang kutemukan!” sambil menunjukkan barang temuannya. Joe segera menyahut celana dalam itu. “Hmmmmm….mmmm…” Joe mencium celana dalam.

“Ingat aku yang pertama bercinta dengannya!” sahutnya sambil tersenyum penuh arti. Para berandal itu tak sabar membayangkan apa yang akan mereka nikmati. Lalu mereka mengambil posisi untuk bersembunyi. Lina selesai mandi menuju keruang tengah. Tubuhnya hanya terbalut oleh baju dalam dan kemeja putih, duduk menikmati acara TV. Waktu itu pukul 20:30, cewek itu tidak menaruh curiga bahwa ada orang lain dalam rumahnya. Tiba-tiba dari arah belakang salah seorang berandal maju mendekap tubuhnya. Lina terkejut dan segera berontak melepaskan diri.

“EVER BEEN GANG RAPED BABY? DON’T KNOW WHAT YOU BEEN MESSIN! YOU STILL REMEMBER US DON’T YOU……” ejek Edi.

Lina segera mengenali wajah itu menjadi ketakutan sekali, ia tak menyangka kalau para berandal itu benar-benar melaksanakan ancamannya. Joe maju menerkamnya tiba-tiba, cewek itu menjerit ketakutan ketika berhasil dipeluk. Ia meronta-ronta dan menendang Joe. Tanpa disadarinya tendangannya mengenai selangkangan Joe membuatnya meringis kesakitan dan melepaskan dekapannya. Lina segera melepaskan diri dan lari menuju pintu depan. Para berandal segera mengejarnya sambil menyorakinya. Dengan sekuat tenaga pintu depan itu berusaha dibuka, tetapi usahanya sia-sia.

“Wooooo……woooooo……ha…ha…ha….ayo sayang, mau lari kemana kamu hah….ayo sini…ha…ha….ha…” Ejek para berandal yang mengejarnya dari belakang.

Lina segera dikepung oleh para berandal. Mereka menyoraki ketidak berdayaannya. Lina didesak terus sampai merapat kedinding, Joe yang tadi meringis kesakitan mulai maju. Pada saat cewek itu hampir putus asa, ia berhasil berkelit dari kepungan berandal itu, lolos dan lari menuju ke dapur, Lina bermaksud lari lewat pintu belakang. Para berandal segera mengejarnya lagi. Nasib sial bagi Lina, begitu tangannya berhasil menyentuh gagang pintu, para berandal berhasil menangkapnya kembali. Rambut pirang Diana yang panjangnya sebahu terjambak, sehingga ia tidak bisa berbuat apa-apa.

“Aaaahhhh….aammpun…aaah” hiba Lina, sementara para berandal tersenyum sinis memandangnya. “Sayang…. Kami akan memberimu pengalaman yang tak akan kau lupakan! kau tadi telah merusak acara pesta kami, sekarang kau harus membayarnya dengan tubuhmu yang indah itu……ha…ha..ha…, oya kau juga akan menyesal telah menendang punyaku, akan kujoblos kau sampai mampus! ” Joe maju dari kerumunan temannya.

Lina tak berdaya, rambutnya dijambak sementara tangannya dilipat kebelakang. Dari dapur ia diseret menuju ruang tamu saat itu pukul 20:45. Disana ia dikelilingi oleh kelima berandal sambil didorong-dorong. “Sayang, kita akan berpesta denganmu!” seru Edi tak sabar sambil mendorong ke arah Billie. “Ha…..ha…ha…. kau tak akan bisa lolos kali ini….” Ejek Billie sambil mendekap tubuh Diana. Mereka berteriak-teriak membuat Diana makin ketakutan.

“Kemarikan dia Bill….HEY BABE, I BET MY COCK WOULD FEEL REAL GOOD WARPED UP IN YOUR PUSSY!” seru Jack tak sabar, sambil mempraktekkan gaya bercinta penuh napsu. Lina didorong ke arah Jack yang segera merangkul nya dari depan. Mulutnya segera mencari dada cewek itu, sementara pinggulnya bergerak maju mundur seakan sedang bercinta dengannya.

“Wooooo…. Wooooou…..FUCK YOU GIRL, FUCK YOU…..” Jack menggerayangi cewek itu. “Aaaahhhh…….aaam…punnn….aahhh…..jaa…aa ahhhh!!!” jerit Lina ketakutan. Tiba-tiba dengan satu sabetan, tangan salah satu berandal merobek kemeja putih Lina, membuat cewek itu terpelanting. Milo segera mendekap dari belakang. Sekarang tubuh Lina hanya mengenakan BH dan celana dalam saja, membuat mereka makin menjadi-jadi.

“Ah…aahh…aahh!” jerit Lina ketika tangan Milo yang mendekap tubuhnya dari belakang mulai menggerayangi pahanya yang putih mulus. “Kita akan memberimu pengalaman yang tak terlupakan, manis…ha…ha…ha…” bisik Milo. Para berandal lainnya ikutan beraksi. Tangan Edi meremas remas buah dada lina. Jack memburu kemaluan Lina, sementara Billie dan Joe buka baju dan celana panjang mereka sambil tertawa sinis. Tubuh para berandal itu terlihat begitu kekar dan berotot.

“HEY, SOMEBODY GET BEHIND THE BITCH AND HOLD HER ARMS, I’M FUCKING HER FIRST!” Joe memberi aba-aba yang langsung disetujui teman-temannya. Cewek itu meronta-ronta di bopong kelima berandal itu keruang tengah. “Jack, Milo, kau pegangi tangan dan kakinya, terlentangkan dia di meja ini” perintah Joe. Lonceng berdentang menunjukkan pukul 21:00. Disana Lina diterlentangkan di atas sebuah meja bundar. Masing-masing tangan dan kakinya dipegangi erat-erat oleh para berandal. Sinar lampu diatas meja membuat cewek itu silau, Diana hanya bisa melihat tubuh-tubuh kekar mengerubunginya dan tangan-tangan berotot meraba-raba dadanya, wajah sinis dan suara tawa para berandal mengejek ketidak berdayaannya.

Lidah Joe menelusuri lehernya yang jenjang. Lina berontak berusaha melepaskan diri, tetapi apa daya tenaga seorang cewek dibanding dengan lima laki-laki yang kesetanan. Jack dan Edi memegangi kakinya, sementara tangan kanan dan kiri Lina dipegangi erat-erat oleh Milo dan Billie. Joe mencumbunya dengan kasar dan penuh napsu, tangannya dengan liar meremas-remas buah dada Diana.

“I CAN SEE THE NIPPLES POKING AT HER BRA!” kata Joe yang langsung disambut oleh tawa para berandal. “HEY, CUT THAT BRA OFF MAN. WHAT’S WRONG WITH YOU?” sahut Milo sudah tidak sabar lagi.

“Aaaah…..aaah….ooh…jangan…..aahkh!” jerit Lina ketika dengan satu hentakan kasar tangan Joe merobek BH yang dikenakannya. Para berandal makin seru menyorakinya. Mulut Joe segera melumat buah dada Lina yang sintal, sementara tangan kirinya masih meremas-remas buah dada sebelah kanan Diana.

“Aaaaah….aaoooh…..ooooh…aahh …aaaahh…aaahhhhh….” desah Lina mengeliat-liat. Putingnya dijilati penuh napsu oleh lidah Joe. “Ha….ha….ha…. kau sungguh mengiurkan sayang!” tawa Billie menelan ludah tak sabar ingin segera menikmati gilirannya. Joe sekarang membuka celana dalamnya sendiri, penisnya yang hitam besar 10 inci itu terlihat tegak siap beraksi.

“Kenyal sekali…..ha…ha…ha…”seru Joe sambil menerkam dan mulutnya menciumi buah dada cewek itu dengan buas. Tubuh Lina mengeliat-liat membusur, sementara buah dadanya diremas-remas sampai merah. Lidah Joe menelusuri buah dada Lina, lalu turun ke daerah perut dan menjilati pusarnya. Beberapa saat kemudian sambil tersenyum sinis, mata Joe memelirik kearah paha Lina.

“Oooohhh….jangan…..aaahhhh….” hiba Lina ketakutan tidak berani membayangkan diperkosa oleh kelima berandal kekar dan berotot. Lalu tangan Joe mulai memelorot celana dalam Lina. Cewek itu berusaha mempertahankannya,

“Ha..ha…ha…percuma kau berontak manis!” ejek Joe ketika Lina berontak sekuat tenaga, tetapi Billie dan Milo makin erat memegangi tangan Lina, perlahan- lahan celana dalamnya terlepas, rambut kemaluan Lina terlihat ketika celana dalam berwarna pink itu dari pinggul dilorot turun kepahanya dan akhirnya terlepas.

“Cihuuuiiii……Ha…ha…ha….PARTY TIMES… ha…ha…ha….” Teriaknya sambil memutar-putar celana dalam itu, lalu dicium dalam-dalam menikmati aromanya dan dilemparkan kelantai. Mata Joe jelalatan memandangi Lina yang telanjang bulat terlentang diatas meja. Lina lemas karena ketakutan, ia tak berani membayangkan para berandal itu akan ‘menelan tubuhnya ramai-ramai’. Para berandal makin ramai menyorakinya, mata mereka jelalatan memandang setiap lekuk tubuh Lina. Milo yang tadi memegangi tangan Lina digantikan oleh Billie.

“Oooooh…..aaaahh….am…pun…..aaaah…jang… an…aaahh..” hiba tangis Lina. “Diam!….THERE’S GOING TO BE A BIG PARTY IN YOUR PUSSY TONIGHT…..Ha…ha…ha…kita lihat siapa yang paling hebat bercinta denganmu!” ejek Milo mendekati Lina sambil mengeluarkan pisau lipat. Lina ketakutan ketika Milo memainkan pisau itu diantara buah dadanya sambil tersenyum sinis memandang tubuhnya. Pisau itu bergerak kearah puting susunya dan diputar-putar mengelilingi belahan buah dada Lina yang naik-turun karena napasnya tak beraturan. Hal itu membuat para berandal benar-benar terangsang. Pisau itu terasa dingin di buah dada Lina, lalu pisau itu bergerak kearah perut cewek itu dan turun ke daerah bawah pusar cewek itu. Edi menyeringai penuh arti ketika mengetahui apa yang akan dilakukan oleh Milo dengan pisau lipatnya.

“Ayo Milo, cukur sampai habis…..ha…ha…ha…ha…” seru Edi kegirangan. “Aaaahh…..ohhhh…jangan….aaah….” teriak Lina sambil berontak, tetapi para berandal itu makin mempererat pegangannya, sementara pisau lipat itu dengan buas mulai beraksi mencukur rambut kemaluannya.

“Ha…ha….ha… kesempatan yang langka ini tak akan kami lewat begitu saja. Ayo manis berteriaklah semaumu, tak akan ada yang mendengarmu saat ini.” Ejek Joe sambil menerkam buah dada Lina, diremasnya kuat-kuat membuat cewek itu mengerang kesakitan sementara Milo mencukur rambut kemaluannya tanpa foam pelicin sehingga Lina merasa perih. Billie, Jack dan Edi yang memegangi kaki dan kedua tangan Lina tertawa melihat cewek itu meronta-ronta.

“Aaaaaagggg….aaaaoooohh….ooooohhh…oohh.. .” desah Lina buah dadanya diremas-remas oleh Joe. Suara desahan itu membuat para berandal itu makin terangsang. Dengan buas pisau Milo beraksi, dalam beberapa menit saja rambut kemaluan Lina telah tercukur habis. Daerah kulit bawah perut Lina yang tadinya ada rambut kemaluannya terlihat memerah. Milo tersenyum puas, Joe segera maju sambil mementang kaki cewek itu lebar-lebar, sekarang ia berada diantara pahanya , memandang kemaluan Lina yang terlihat jelas karena rambut disekitar daerah itu habis tercukur.

“Ha…ha…ha…buah dadamu sungguh lezat, NOW I’LL EAT YOUR PUSSY!” kata Joe sambil menjilatkan lidahnya sementara matanya melirik kearah kemaluan Lina. “Oooooh….lepas…kan….jang…an ..oooOOAAHH!” tangis Lina terhenti ketika Joe mulai menjilatinya. Lidah itu seakan menjulur panjang menjelajahi lorong vagina Lina. Tubuh cewek itu mengelinjang-gelinjang, sementara lidah Joe bergerak seperti cacing menggali lobang.

“Oooooohhhhh…aaaauuuuoooo…oooouuu…aaaah. ..” Desis Lina sementara kepalanya hanya bisa menggeleng ke kiri dan kanan. Tubuh Lina bergetar, tangannya mengepal erat-erat, Milo menciumi leher dan daerah sekitar ketiak, sambil tangannya mencubit puting susu cewek itu. Jack melepaskan kaki cewek itu, dan ikutan mencumbu perut Lina. Lidah Jack menjilati pusar cewek itu.

“Uuuuuuhhhh….oooouuh…ooohhh…” suara desah Lina makin keras, ketika lidah Joe masuk makin dalam divaginanya. “Ha…ha…ha….percuma kau berontak sayang, mau tak mau kau akan menikmati pesta ini!” ejek salah satu berandal. Buah dada Lina memerah dan mengembang karena remasan tangan Milo. Joe makin bersemangat, ketika vagina Lina mulai berlendir. Lidah itu menjelajah makin dalam bersamaan dengan pekik desah Lina. Emilo masih mengulum buah dada cewek itu. Putingnya disedot kuat-kuat, membuat cewek itu mengeliat menahan rasa nikmat dan sakit yang bercampur menjadi satu. Tanpa disengaja dari puting buah dada Lina keluar cairan putih seperti susu. Milo lebih bersemangat lagi menyedoti cairan itu, sementara tangannya meremas-remas buah dada Lina agar keluar lebih banyak.

“Uuuuggghhhh……uuuuuhhhh….uuuhhhh….aaauuuhh hhh….” desis Lina dengan napas tersedak-sedak. “Ha…ha…ha….ternyata tubuhmu menghianatimukan? Diam-diam kau menikmatinya……BITCH!!!!”

ejek Milo sambil menyedoti buah dada Lina, kanan-kiri. Lonceng berbunyi menunjukkan pukul 21:30. Rupanya para berandal itu senang bermain-main dengan tubuhnya dan berniat melakukan WARMING-UP sebelum memperkosanya. Lina hanya bisa mengeliat-liat dikerubuti para berandal yang kekar. Lidah Joe dengan lahapnya menjilati vagina Lina. Tidak puas hanya lidah, sekarang jari tangan Joe ikutan beraksi. Jari tengah dan telunjuk Joe masuk di lobang kemaluan cewek itu, diputar-putar seolah-olah mengaduk-aduk vagina Lina, sementara lidahnya ikut menjilati bibir kemaluan Lina.

“Aaaauuuuhhhhh……uuuuuhhh…..aaahhhh” desah cewek itu makin keras, membuat para berandal itu tertawa mengejek ketidak berdayaannya. Jari tangan Joe menusuk masuk dan bermain-main dengan klitorisnya, membuat Lina mengelinjang-gelinjang. Mata Lina terpejam, kepalanya menggeleng ke kiri kanan, Jack menciumi pusarnya, tangan Milo meremas-remas buah dadanya. Setelah puas bermain-main, Joe mementang kedua kaki Lina.

“Joe mau pakai kondom?” tanya Billie. Joe menolak usul Billie. “NO WAY….Ha…ha…ha….I WANT TO FEEL SKIN TO SKIN…ok sekarang saatnya manis… NOW LETS SEE JUST HOW TIGHT YOUR CUNT IS!” Joe mengangkat pinggul Lina tinggi-tinggi. Penisnya sekarang digesek-gesekkan disekitar bibir kemaluan Lina berusaha menyibak belahannya. Mata cewek itu terbelalak kaget ketika merasakan kepala penis Joe yang besar dan hangat. Batang penis itu berdenyut-denyut dibibir kemaluannya.

“Ohhh…ohhhh sekarang saatnya!” pikiran Lina melayang jauh ketika Joe mulai beraksi menindih tubuhnya. “Ayo Joe cumbu dia sampai mampus……Cihuuui!!!” para berandal itu memberi semangat. Joe merasakan rasa hangat yang mengalir pada kepala batang kemaluannya yang sudah menancap tepat pada pintu gua kenikmatan milik cewek itu. Joe menekan perlahan, seperempat dari bagian kepala kemaluannya mulai terbenam Lina menahan napas …. ditekan lebih dalam lagi …. separuh dari bagian kepala kemaluannya melesak masuk …. dengan lebih bertenaga Joe mendesak batang kemaluannya untuk masuk lebih dalam lagi.

“Ayo Joe! sedikit lagi! Masukin saja semua! Biar dia rasain Joe!” Milo menyoraki Joe sambil meremas-remas buah dada Lina. “AAAgggh!!!!” Pekik Lina merasakan sesuatu yang menyakitkan dipangkal pahanya ketika seluruh kepala kemaluan Joe sudah terbenam kedalam liang hangat miliknya, dengan satu hentakan yang kuat, penis Joe menyeruak masuk ke dalam vagina Lina membuatnya memekik kesakitan. Sementara badai diluar mulai turun dengan deras dimulailah pesta perkosaan itu.

Lina terlentang diatas meja bundar diruang tengah, tangan dan kakinya dipegangi erat-erat oleh Billie dan Edi, buah dadanya dijilati, disedoti oleh Jack dan Emilo, sementara penis Joe mengoyak-koyak vaginanya dengan ganas.

“Aaagh…..aaahh….ooooh….ooohh…” suara rintih Lina seiring dengan gerakan ayunan pinggul Joe yang kuat. Senti demi senti batang kemaluan Joe menelusur masuk menerobos keketatan liang kemaluan Lina yang sudah basah berlendir itu. Setiap ayunan Joe membuat tubuhnya mengelepar kesakitan karena penis yang besar itu berusaha masuk lebih dalam. Suara desahan Lina membuat para berandal itu makin bernapsu menikmati tubuhnya.

“Ayo Joe…..genjot terus sampai mampus….. ha…ha…ha…” seru salah satu berandal. Joe merasakan begitu ketatnya ujung kemaluannya terjepit di dalam vagina Lina, selang beberapa saat penis itu terhenti menerobos keluar masuk.

“CAN’T SEEM TO GET MY COCK DEEP ENOUGH INTO YOU BABY!” Joe mengatur posisi pinggulnya, “YOU SO DAMN TIGHT!.” kemudian dengan satu hentakan yang kuat membuat batang penis itu hilang tertelan kemaluan Lina.

“AAAaaaaggggkkk!!” suara lolong histeris Lina ketika dengan satu hentakan kuat tanpa masalah penis itu beraksi lagi di liang vagina Lina yang berlendir, rupanya selaput perawan Diana robek. “Uuuugggghhhh…. SO YOU’RE STILL A VIRGIN? Ha…ha…ha….manis, kau tak akan melupakan pengalaman ini!” ejek Joe, Penis itu dengan mudah menerjang keluar masuk dengan cepat, sementara tubuhnya menghentak hentak barbar diatas Lina yang mendesah-desah tak berdaya. Kemaluan Lina terasa akan robek oleh desakan penis Joe yang menyeruak masuk keluar dalam-dalam seperti membor kilang minyak. Joe melengkuh-lengkuh nikmat, pinggulnya berayun-ayun memompa, penis itu keluar masuk. Kaki Lina terangkat tinggi diatas meja terayun-ayun seirama gerakan pinggul Joe menghujamkan keluar masuk batang penisnya yang dengan barbar beraksi divaginanya. Lina berharap ia dapat pingsan saat itu juga supaya tidak merasakan sakit yang tak terlukiskan itu. Para berandal itu menyanyikan lagu “ROW YOUR BOAT”. “Aaaahhh…aaaahh….ammm….pun….aahh… aaahh…aaahh….sakit..ahhhhh..aaaahhh….”jerit Lina.

Pinggul Joe bergerak seperti pompa. Penis itu keluar masuk seiring desahan Lina. “Ayo Joe coblos terus, coblos…coblos…woooo… wooooo BABY….” teriak Milo sambil menciumi dada cewek itu. “Delapan puluh delapan……delapan puluh sembilan….sembilan puluh…Ayo…” dengan semangat Edi menghitungi setiap hujaman penis Joe.

“Aaaaahhh….wahhhhaaa….aaaah….uuuuh… uuugh….” pekik Lina, sementara Joe berayun-ayun diatas tubuhnya. Cewek itu hanya bisa terisak-isak. Suara petir menyambar di sela-sela badai. “YEAAAHHH. HOW’S IT FEEL, BABE, HOW’S IT FEEL WITH A REAL MAN’S BIG COCK IN YOUR BELLY? OOOOOOOOOOOOO YOU FEEL SO GOOD, SO HOT.” ejek Joe sambil memaksa Lina yang mendesah untuk melihat penisnya mengenjot keluar masuk lorong vaginanya. Lina bisa merasakan setiap inci dari otot dibatang penis Joe bergerak menelusuri lorong kemaluannya.

“Uuuh…uuuh….uuaah…” lengkuh Joe, sudah sekitar setengah jam dia berayun-ayun diatas cewek itu, keringat membasahi tubuh keduanya, tetapi gerakan pinggulnya tetap ganas, penisnya menyodok-sodok dikemaluan Lina, tangannya menggerayangi pahanya dengan liar. Sementara itu Milo membuka celana panjang dan celana dalamnya sendiri, penisnya panjang, (tetapi tidak sebesar Joe sekitar 8.7 inci) sudah tegak menegang. Jack masih asyik menyedoti puting buah dada Lina. Sesekali cewek itu berusaha memberontak, tetapi Edi dan Billie mempererat pegangannya. Joe melengkuh-lengkuh nikmat di atas tubuh Lina yang mengeliat-liat menahan berat tubuh Joe yang menindihnya.

“Seratus enam puluh enam…… seratus enam puluh tujuh…..seratus enam puluh delapan…..ayo Joe taklukan dia….ha…ha…ha…” Edi menyemangati yang langsung diikuti oleh para berandal yang lain. “Seratus tujuh puluh tiga….seratus tujuh puluh empat…seratus tujuh puluh lima….” Para berandal yang lain ikutan menyemangati Joe. Tubuh dan buah dada Lina berguncang-guncang seirama dengan hentakan genjotan Joe yang makin liar. Vaginanya terasa terbakar oleh gesekan penis Joe yang buas.

“Aaaaaaahhhh…..aaaaaa….aaaaaahh…..aahhhh…. ..ooooohhh” Lina melolong menahan sakit. “Ayo…….ayo….seratus delapan puluh delapan…..seratus delapan puluh sembilan….seratus sembilan puluh….ha…ha…ha…” Edi memberi semangat.

“Uuuuaah….uuuuuh….uuughh…tubuhmu nikmat sekali!” Joe mengejek Lina yang mengigit bibirnya menahan sakit. Pinggulnya maju mundur diantara selangkangan cewek itu. Jack dengan gemas mengigit puting buah dada Lina, sementara tangannya yang satu meremas- remas buah dada sebelah kanan.

“Aaaaahh……uuuughhh…..uuughh…uuukkkh….ooo uuuughh…” rintih Lina, sementara gerakan Joe mulai pelan, tapi mantap. “Seratus sembilan puluh enam…..seratus sembilan puluh tujuh….” Semua berandal menyemangati Joe. Batang penisnya keluar masuk dengan barbar. “”I’M COMING, BABY!” lengkuh Joe. “OH GOD! NO, PLEASE ! NOOOOO!! NOO! DON’T COME INSIDE ME!!! NOOO, PLEASE!!!!…..AAAKKKHHHH!” kepala Lina terjengkang keatas, sementara terdengar suara lolong kesakitan ketika batang penis itu menghujam dalam-dalam divaginanya. Dengan satu hentakan kuat Joe mencapai klimax, penisnya menyemburkan sperma dalam lorong kemaluan Lina.

“Uuuuuugggh…..ha…ha…ha….bagaimana?” ejek Joe sambil mencabut penisnya dengan perkasa. “kau akan digilir sampai pagi!!…..ha…ha…ha…NEXT!!!” seru salah satu berandal. Sementara itu kilat diluar menyambar-yambar, waktu itu pukul 22:25. Lina hanya bisa terisak-isak, Milo maju sambil menyeringai. Tanpa perlawanan yang berarti, Milo sudah berada di antara selangkangan cewek itu.

“Ha…ha…ha…IS MY TIME TO RIDE, BABY I’M GONNA TAKE MY TIME AND FUCK YOU NICE AND SLOW. LET’S SEE HOW LONG I CAN KEEP MY DICK HARD IN THIS WONDERFULLY TIGHT CUNT OF YOURS. SEE HOW LONG I CAN KEEP YOU MOANS…..!” ejek Emilo, sementara batang penisnya dengan mudah masuk ke vagina Lina. Milo memulai gerakannya, pinggulnya bergerak memutar, memastikan penisnya masuk penuh, lalu bergerak maju mundur perlahan tapi dalam. Pinggulnya berayun-ayun pelan dan mantap, diantara kedua paha Lina yang terbuka lebar, sambil meremas-remas buah dadanya. Kadang jari-jari tangan Milo melintir-lintir puting susu cewek itu, tubuh Lina hanya bisa mengeliat-liat, sementara dari bibirnya yang terbuka terdengar suara erangan dan desah.

Penis itu beraksi di vaginanya, pinggulnya diangkat ke antara pinggang Milo yang maju mundur. Jack meninggalkan kerumunan menuju kulkas diruang makan. Joe duduk disofa, sambil melihat teman-temannya beraksi diatas tubuh Lina. Billie masih dengan erat memegangi tangan kanan dan kiri Lina, juga Edi yang memegangi kedua kaki Lina. Suara desah erangan cewek itu bagai musik merdu ditelinga mereka. Tubuh Lina basah kuyup karena keringat, sementara Milo melengkuh-lengkuh nikmat.

“Ooooooooohhhhhh…….uuuuuuhhhhh…..uuuhhhh…. .uuhhh….. ha…ha…ha….” suara Milo, penisnya yang panjang tanpa ampun terus mengenjot kemaluan Lina. Buah dadanya dijadikan bual-bualan oleh Milo. Giginya mengigiti putingnya dengan gemas, membuat Lina menjerit kesakitan. Terlihat bercak-bercak merah bekas cupangan disekitar leher dan dada ditubuh Diana.

“Aaaahhh…..aaaaoooohhh….ooooohhhhhh…ooooohhh h…..” desah Lina merasakan penis Emilo menusuk keluar masuk divaginanya. Sudah sekitar lima belas menit Milo beraksi, tubuh Lina berguncang-guncang seirama ayunan pinggul Milo. Pukul 23.10. Kilat dan guntur bersahutan diluar, membuat jalanan bertambah sepi.

“Hah…hah….hah……uuuggghhh…”lengkuh Milo, sekarang ayunannya tidak perlahan seperti pertama, tetapi berirama cepat dan dalam. Vagina Lina terasa perih terbakar oleh gesekan penis Milo. “Ha….ha…ha….. tunggu punyaku manis, YOU WILL LOVE IT!” seru Edi sambil mengolesi penisnya sendiri dengan selei sehingga kepala penis itu terlihat gilap dan lebih besar dari yang sebelumnya. “Uuuuuggghhhh…….uuuuuggghh…… uuuugggghhhh……”desah Lina pendek seirama keluar masuk penis Milo di kemaluannya. Edi meremas-remas penisnya sendiri, sambil memandangi setiap lekuk tubuh Lina.

“Ha…ha…ha….Ed, kau sudah tak sabar ya?……” tanya Billie sambil matanya terkagum melihat penis Edi yang makin besar, sehingga kepala penis itu seperti jamur. “Oooooohhhhhh….uuugggghhh…..oooohh…… oooohh……..HERE I CAMEEE……!!!!” jerit klimax Milo, penisnya menghujam dalam-dalam sambil menyemprotkan cairan putih. “Aaaaaaakkkkkhhhhhhh……oooohhh……” pekik Lina diantara lengkuhan nikmat Milo. Milo mencium kening Lina yang terlentang terengah-engah diatas meja.

“FUCK YOU BABE!…..ha…ha..ha….” ejek Milo sambil mencabut penisnya. Posisinya segera digantikan oleh Edi. Kepala penis yang besar itu digesek-gesekkan di antara paha Lina. Edi memandangi tubuh Lina yang sintal dan mulus basah oleh keringat. “LET’S GO TO HEAVEN, manis…ha…ha…ha….” Bersamaan dengan kata itu Edi menciumi buah dada Lina, sementara tangannya mengesek-gesekkan penisnya di bibir kemaluan cewek itu.

Teriakan Lina tertelan badai yang ganas, pukul 23.45. Lina, meronta-ronta tubuhnya membusur digumuli Edi yang penuh napsu, sementara para berandal yang lain tertawa terbahak-bahak. Tangan Lina yang dipegangi oleh Billie,membuatnya tak bisa melawan, sehingga dengan leluasa Edi menciumi tubuhnya. Dari leher, lidah Edi terus menelusur turun ke buah dadanya, disedotnya kuat-kuat buah dada cewek itu, membuatnya mengerang kesakitan, lidahnya menjilati dengan lahap cairan yang keluar dari puting susu Lina.

Tiba-tiba dengan hentakan yang kuat penis Edi menerobos masuk kemaluan cewek itu. “Aaaaakkkkkkkhhhhh…….”Lina berteriak kesakitan. Penis itu terus berusaha masuk penuh, Lina bisa merasakan kepala penis yang besar itu berusaha masuk lebih dalam di vaginanya. “Uuuuugggghhhhh…..sempit sekali….uuuuaahh… hhhaaaa….”seru Edi sambil terus mendorong masuk penisnya.

“Ayo…..Ed,……ha….ha…ha….masukkan semuanya….biar mampus dia!” teriak Joe menyemangati Edi. Sekarang kepala penis itu sudah masuk, Edi diam sebentar merasakan otot vagina Lina yang berusaha menyesuaikan diri dengan penisnya. Dinding vagina Lina serasa meremas-remas penisnya, membuatnya lebih tegang. “Ha….ha…ha….kulumat kau, manis!” bisik Edi sambil mulai menggenjotkan penisnya dengan barbar. Joe menciumi leher Lina, Jack meremas-remas buah dadanya, Milo meratakan olesan selai, sedangkan tangan Edi mementang pahanya agar lebih leluasa penisnya bisa maju mundur diliang kemaluan Lina.

“Aaaahhhh……aaahhhhhh…..aaaggghhhh… aaahhhhh…” lolongan desah Lina digarap ramai-ramai. Suara desah dan erangan Lina terdengar bagai musik merdu ditelinga para berandal. Tanpa menghiraukan Lina yang sudah kelelahan, mereka terus berpesta menikmati tubuh cewek itu. Bagai menyantap hidangan lezat, mereka melahap dan menjilati tubuh Lina yang basah, mengkilat karena olesan selai dan keringat. Penis Edi menerobos keluar masuk dengan cepat, sementara disetiap hentakan tubuhnya terdengar erangan Lina menghiba kesakitan. Jack yang meremas-remas buah dadanya sekarang mulai menjilatinya penuh napsu, sedangkan putingnya disedoti agar keluar cairan seperti susu, Joe terus menciumi leher Lina yang jenjang.

“Uuugggh…….uuuuggghhh……..aauughh….. uuugghhh….uuuuggghhh….” rintih Lina, sudah sekitar lima belas menit Edi berpacu dengan birahi, peluh membasahi tubuhnya. Edi melengkuh-lengkuh penuh napsu, menikmati setiap inci hujaman penisnya dilorong kemaluan Lina. “Haaah…..haaah….uuuggh…..bagaimana manis, asik bukan…..kau akan digilir sampai pagi…ha…ha… ha….Haah….haaah….” seru Edi sementara pinggulnya bergerak seperti memompa diantara kedua paha Lina.

Buah dada cewek itu memerah diremas-remas dengan kasar oleh para berandal. Tubuh Lina berguncang-guncang dengan ganas seirama ayunan Edi. “He…he…he…..buah dadamu lezat sekali, ya…..kau akan membayarnya dengan tubuhmu sayang!” ejek Jack sambil menjilatkan lidahnya keudara sementara tangannya meremas-remas buah dada cewek itu dengan napsu.

Lina hanya bisa terisak-isak sambil menahan sakit disekujur tubuhnya yang basah kuyup karena keringat dan selai. Penis Edi makin ganas menggenjot cewek itu. “Aaaauuh…..aaagggh……uuuuugggghhhh… uuuughhhhh….” pikik desah Lina. Vaginanya terasa panas dan perih oleh gesekan penis Edi yang barbar. Badai masih ganas, didekat lantai meja makan, terlihat BH dan celana dalam Lina berserakan sementara diatas meja Lina diperkosa dengan ganas oleh lima berandal yang kekar, tubuhnya dipentang dan dijilati penuh napsu.

Buah dadanya dicengkram dan diremas-remas, lehernya diciumi, puting dan pusarnya dijilati, sementara Edi melengkuh-lengkuh nikmat, cewek itu hanya bisa merintih dan mendesah karena penis besar dan hitam beraksi menghentak-hentak barbar keluar masuk diantara selangkangannya. Waktu menunjukkan 24:16 Edi sudah hampir mencapai klimax, irama ayunan pinggulnya makin cepat tanpa perduli Lina yang terengah-engah kelelahan, Jack menggigit puting buah dadanya, membuat Lina mengerang kesakitan.

“aakkkh….aaahh…ooooohhhh…” rintih Lina diantara lengkuh nikmat Edi. “Huuuh…uuuhhh…..uuuuhhh…..uhhhh…. HUUAAAHHHH…..” jerit Edi mencapai klimax, dengan satu hujaman yang kuat, penisnya masuk hilang tertelan dilorong vagina Lina. “Aaaaakkkkhhhh….” jerit Lina tertahan, tubuh cewek itu mengeliat kejang, lalu lunglai, pingsan kelelahan, sementara penis itu menyemburkan banyak sprema dalam vaginanya.

Peluh menetes dari tubuh Edi yang masih menindih cewek itu. “Ha…ha…ha….tubuhmu sungguh menggairahkan sekali…” Raut wajahnya terlihat puas, beberapa saat kemudian Edi mencabut penisnya, sambil mencium leher Lina yang masih pingsan. Jack siap-siap maju mengambil posisi. “Biarkan dia istirahat dulu, nggak enak kalau nggak ada perlawanan” Cegah Joe. “Kita beri dia obat perangsang saja!” usul Billie sambil tersenyum penuh napsu. “Jangan, kita simpan itu untuk yang terakhir” Joe duduk disofa.

Beberapa menit kemudian, sekitar pukul 24:40, Lina yang baru saja siuman dibopong ramai-ramai menuju kamarnya, disana cewek itu dilempar ke ranjang dan langsung diterkam oleh para berandal yang sekarang semuanya sudah telanjang bulat. Cewek itu berusaha berontak melarikan diri, tetapi dengan cekatan para berandal itu menerentangkan tubuh Lina.

Cewek itu berteriak ketakutan ketika para berandal dengan buas menggumuli tubuhnya. “Aaaahhhh…..aampun…..aaaahhhh….”hiba Lina, sementara Edi dengan kasar mulai meremas-remas buah dada kanannya. Joe berusaha mencium bibirnya yang merah merekah. Milo menjilati dan menyedoti puting sebelah kiri. “Aaaaduuuhh…aaaaawww…aaaahhh…..ja…. ja….ngan…”teriakan Lina tak digubris. Jack maju mengambil posisi diantara kedua kakinya, tersenyum sinis sambil membungkuk menciumi leher cewek itu.

Lina mengeliat-liat tak berdaya. Lidah Jack menelusur turun dari lehernya menuju perutnya Lina. “Aaaaaahhh…..le…paskan…..aaaahhh” jerit Lina ditengah kerubutan berandal. Jack mulai menjilati daerah pusar Lina. “Manis…tadi kulihat kau suka disco! bagaimana kalau sambil diputarkan lagu…hmmm?… disco…rock…atau metal?….OK metal saja!” Billie mengejek Lina. Beberapa saat kemudian terdengar lagu metal, membuat para berandal itu lebih bersemangat menikmati setiap lekuk tubuh Lina.

“Ha…ha…ha…manis, kami masih belum puas!” ejek Jack. Billie membaca surat yang ditemukannya dimeja rias pinggir ranjang. “Hmmmm…..SO YOUR NAME’S Lina McCatry…. INTERESTING….” gumam Billie sambil melihat Lina yang mendesah-desah tak berdaya dijilati dan diciumi teman-temannya. Beberapa saat kemudian Billie naik keatas ranjang, berbaring disamping cewek itu. “Nah Lina sayang, ARE YOU READY TO LOSE YOUR VIRGINITY IN ANOTHER HOLE? kau benar-benar beruntung manis! kau pasti puas!” kata Billie sambil menjilat muka cewek itu yang menangis ketakutan.

Billie merangkul tubuhnya dari samping dan digulingkan menghadapkan keatas terlentang sehingga posisinya sekarang dibawah Lina. “Hai….sayang pestanya dilanjutkan. Manis kau pikir tadi sudah yang paling sakit, tunggu yang ini kau akan rasain sakit yang sebenernya!” kata Milo sambil menerkam gemas buah dadanya. “Dan sekarang kau dapat kehormatan manis BECAUSE I’LL TAKE YOUR ASS VIRGINITY!!” mata Lina terbelalak ketakutan.

“Oooohhh….jang…aan…PLEASE!!!!” hiba Lina disela isak tangisnya. “Lina kau akan merasakan sesuatu yang belum pernah kau bayangkan sebelumnya sayang!” ejek Billie. Cewek itu berusaha berontak sekuat tenaga, tapi kerubutan dan remasan dibuah dadanya membuatnya tak bisa berkutik. Lina didudukkan tepat diatas tubuh Billie, berandal itu mengarahkan penisnya yang tegak di lobang anus cewek itu dan segera dihujamkan dalam anus Lina tanpa pelumas sehingga membuatnya menjerit kesakitan.

“AAAAKKKKKKKHHHHHH!!!!” lolong Lina, sementara penis Billie (10 inci) masuk penuh dalam anusnya, sekarang cewek itu dipaksa tidur terlentang. Jack diatas menindihnya sementara Lina meronta-ronta kesakitan, anusnya terasa sakit oleh batang penis Billie yang berada dibawahnya. Jack yang sudah puas menjilati perut Lina, sekarang mementang kedua paha Lina, mengarahkan penisnya (8 inci) ke lorong vagina cewek itu. Apa daya tenaga seorang cewek yang dikeroyok lima lelaki kekar, dengan mudah masing-masing tangan Lina diikat dengan tali BH dijeruji pilar ranjangnya agar tidak bisa berontak.

Jack segera memasukkan penisnya ke vagina Lina yang masih meronta-ronta, sambil tertawa terbahak-bahak. “Ha….ha…ha…. sayang sekarang kau rasakan ini!” sambil berkata seperti itu, Jack dan Billie mulai menggoyangkan pinggul mereka. Penis Billie bergerak naik-turun dianus sedangkan penis Jack menyodok keluar masuk seirama nada metal yang makin bersemangat. Teriakan cewek itu tertelan oleh bunyi halilintar yang keras. Usaha Lina untuk berontak membuat ikatan ditangannya makin erat dan menyakitkan. Tubuh Lina meronta-ronta kesakitan, tanpa disadarinya gerakannya itu makin membuat Jack dan Billie yang memperkosanya makin terangsang.

Tubuhnya mulai menggelinjang kesana kemari, pinggulnya bergerak-gerak ke kanan, kiri, memutar, sementara Billie yang dibawah mempertahankan kecepatan ritme keluar masuk batang penisnya dianus Lina. Suara kecipak akibat gesekan kemaluan mereka berdua semakin terdengar. Sodokan batang penis Billie dianus Lina membuat tubuh cewek itu meliuk-liuk tak beraturan dan semakin lama semakin bergerak naik seolah menantang kejantanan Jack. “Ha…ha…ha….Lina kau suka ya? Nih akan kumasukkan lebih dalam lagi! HAAAHHHH!!!!” teriak Jack sambil bertumpu pada remasan tangannya dibuah dada cewek itu ia menyodokkan penisnya lebih dalam ke vagina Lina.

“Oooooohhhh……aaahhh….aaahhhh…aahh… ampun…amp..aaaaahhh…aaahh!!!!” erang Lina kesakitan. Sementara kedua penis berandal itu mengkoyak-koyak vagina dan anusnya, begitu penuh nafsu, ganas dan liar. Melihat pemandangan itu dan terbakar oleh api birahi, para berandal lainnya sambil tertawa terbahak-bahak melihat ketidak berdayaan Lina, mereka meremas-remas penis mereka sendiri.

“Ohhh….ha…ha…ha….bagaimana sayang, bagaimana rasanya….puas nggak? tenang pestanya masih lama….tunggu giliran kita…ha… ha…ha..” seru para berandal lainnya. Beberapa menit saja penis mereka sudah tegak tegang siap beraksi kembali. Ranjang berderit-derit seirama musik metal dan gerakan mereka yang barbar, Lina ditindih ditengah-tengah mereka yang menghentak-hentak berpacu dalam birahi. Gerakan Billie bagaikan dongkrak memaksa tubuh Lina mengelinjang keatas mengundang penis Jack masuk ke lorong vaginanya, sedangkan gerakan Jack yang seperti memompa dari atas menekan kebawah sehingga penis Billie masuk penuh, begitu seterusnya, membuat cewek itu terengah-engah menahan rasa sakit di anus dan vaginanya sekaligus.

Billie menciumi leher, tengkuk, telinganya penuh napsu. “Uuuggh…uuggh…uuuughhh….” rintih Lina seirama ayunan kedua penis itu. Cewek itu bisa merasakan seakan-akan kedua penis itu saling bertemu dan bergesekan didalam perutnya, hanya berbeda lorong saja. Jack dan Billie melengkuh-lengkuh nikmat. Buah dadanya diremas-remas dengan kasar sekali oleh Jack. Lina merasakan kesakitan, tapi remasan dibuah dadanya membuatnya tetap tersadar.

Para berandal yang lainnya bersorak-sorak menyemangati keduanya melahap tubuh Lina , Penis-penis mereka digesek-gesekkan di tubuh cewek itu. Waktu menunjukkan Pukul 01:20 sementara pesta perkosaan itu makin brutal terbawa napsu birahi para berandal. Badai diluar makin ganas dan guntur sesekali menggelegar menelan teriakan Lina. Joe menemukan lipstik dimeja rias dan dioleskan dengan paksa dibibir Lina.


ADUQ | POKER | BANDARQ | DOMINO99 | CAPSA SUSUN | BANDAR POKER